digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sebuah kota dalam perkembangannya sering menimbulkan beragam konflik dan problema akibat pembangunan infrastruktur kota. Tidak terlepas kota Jakarta yang mengalami pembangunan infrastruktur dan transportasi yang cukup pesat hingga akhir tahun 2016. Jalur Tol layang Becakayu adalah salah satu pembangunan infrastruktur yang dilanjutkan pada tahun 2015 setelah tertunda selama 18 tahun. Proses konstruksi jalan layang tersebut memberikan dampak yang negatif terhadap pemukiman disekitarnya yaitu pelebaran jalan, hilangnya ruang hijau hingga potensi timbulnya ruang pasif baik di bawah jalan layang dan juga sungai yang berada di bawahnya. Pada saat yang sama, kota Jakarta sedang bertransformasi untuk menjadi kota yang lebih sehat, ini dilihat dari program pemerintah seperti RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) dan perluasan jaringan busway Transjakarta sebagai tulang punggung tranportasi publik kota Jakarta. Dari persoalan diatas maka bagaimana respon penataan kawasan yang dapat mengurangi dampak negatif pembangunan, memaksimalkan potensi ruang dan transportasi kota dengan tidak mengesampingkan peran permukiman masyarakat yang telah ada agar kawasan terus hidup dan berkesinambungan. Fenomena kota seperti ini memerlukan adanya penataan yang berfokus kepada keberlangsungan hidup suatu kawasan baik secara fisik kawasan, sosial masyarakat, ekonomi, dan kelestarian lingkungan. Penataan kawasan perlu menerapkan konsep pemukiman yang berorientasi kepada vitalitas kota dan kawasan (sustainable neighborhood). Tujuan tesis ini adalah merancang kawasan pemukiman dengan mengangkat fasilitas kreatif sebagai dasar ide pengembangan kawasan dan menerapkan konsep sustainable neighborhood agar mampu meningkatkan kualitas dan vitalitas kawasan.