digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2019 DS PP DADANG SUDRAJAT 1.pdf)u
PUBLIC Noor Pujiati.,S.Sos

Perenungan panjang ihwal bagaimana “memahami diri” telah menggiring penulis pada keputusan untuk bersuluk atau memasuki tarekat Qudusiyah agar dapat membangun kepekaan batin, menemukan dan memahami diri sejati dengan berlandaskan pada pengetahuan dan ajaran agama Islam. Di sisi lain aktivitas seni, telah menjadi bagian dari kehidupan penulis. Pada saat keduanya menjadi bagian dari kehidupan penulis, maka satu sama lain menjadi saling menguatkan. Untuk memperkuat landasan teori dalam disertasi ini, maka konsepsi seni yang bernuansa spiritual akan ditempuh dengan menggandeng ilmu pengetahuan lain dari agama Islam yaitu ilmu Tasawuf yang sering disebut juga sebagai Mistisisme Islam yang inti ajarannya adalah menemukan hakikat diri sejati manusia. Landasan pengetahuan untuk seni neo dekolase hanya diperoleh melalui pengetahuan dari hasil bersuluk dan pemikiran para sufi, tetapi ditelusuri juga melalui dari filsafat Barat yaitu filsafat eksistensialis yang memiliki pandangan sama dengan tasawuf yaitu tentang pencarian hakikat manusia. Dengan demikian, keduanya dapat diperbandingkan dan diperlihatkan perbedaannya, terutama dalam pandangannya tentang eksistensi manusia. Adapun seni rupa neo dekolase dipilih sebagai metode seni karena memilki pola khusus dan unik yang dipandang memiliki peluang untuk dikembangkan lebih jauh. Pola tersebut adalah menanggalkan sesuatu yang sudah ditempelkan; mengurangi yang sudah ditambahkan, Kata kunci tersebut merupakan perkara penting yang memiliki makna sangat mendalam bagi pencarian hakikat ihsan (hakikat diri). Di sini, penggalian dan penelusuran tentang hakikat ihsan sebagai tujuan utama dari jalan bertarekat dan berkesenian mendapatkan titik temunya. Sementara titik temu seni rupa neo dekolase dengan filsafat eksistensialis, keduanya sama-sama merumuskan sebuah perkara (eksistensi manusia), namun apabila seni ada maujud nya (yang diadakan) dalam bentuk tanda, simbol, atau metafora dan filsafat hanya dalam bentuk pemikiran. Pada dasarnya beberapa seni memiliki watak spiritual, seperti halnya seni neo dekolase dan ketika berlandaskan teori dari tasawuf Islam, seni rupa neo dekolase menjadi seni yang bernuansa sufistik dengan konteks pencarian diri sejati. Hal ini tampak dari perjalanan pencariannya dan model akhir yang ditampilkan, sebagai hasil dari artistik dan estetik yang menunjukkan suatu korespondensi antara seniman dengan Tuhan. Dengan kata lain, seni neo dekolase menjadi memiliki fungsi sebagai media atau jalan yang membuka “pintu komunikasi” dengan Sang Pencipta. Makna lebih filosofis dari seni neo dekolase menjadi sebuah model mendekatkan diri dari seni dengan pola menanggalkan sesuatu sebagai simbol dari pensucian atau jalan pertobatan untuk mendekati-Nya (tasbih). Untuk mengekspresikan gagasan sehingga mewujud menjadi karya seni, diperlukan medium yang tepat. Salah satu medium pembangun seni adalah material. Elemen rupa dan material membutuhkan metode/teknik untuk menjadi artistik. Kata dekolase, sebagai kata yang diambil dari seni, sudah menunjukkan sebuah cara dalam berkesenian sehingga pendekatan dekolase material sebagai pembentuk karya seni menjadi spesifik dan khusus. Makna dekolase melahirkan pendekatan yang beragam. Karena makna utamanya adalah mencabut (to cut up), apa pun materialnya akan diperlakukan sama, yaitu ditanggalkan. Meskipun banyak cara menanggalkan material, tidak semua cara menghasilkan bentuk estetik yang sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, dilakukan berbagai eksperimen hingga ditemukan sebuah cara yang tepat, yaitu dipukul dengan rotan. Puncak proyek seni rupa neo dekolase berakhir pada karya seni rupa dua dimensi, walaupun dalam perjalanan pencariannya seni rupa neo dekolase merambah ke wilayah lain seperti action painting, performance art dan video art,. Namun demikian, apa pun dan bagaimana pun bentuknya, selama dalam konteks berkesenian, kunci utamanya terletak pada pencariannya itu sendiri hingga ditemukan sebuah bahasa ungkap dari seni yang tepat dalam merumuskan sebuah persoalan. Secara visual, perupaan seni rupa neo dekolase—yang membahas tentang fenomena tercerabutnya atau dijauhkannya sesuatu dari apa pun yang sudah didekatkan—adalah sebuah pesan yang memiliki makna mendalam serta yang menjelaskan suatu hal mendasar dan abadi tentang hakikat manusia.