digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Igretia Diffa Aulia Qatrunnada
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Igretia Diffa Aulia Qatrunnada
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Igretia Diffa Aulia Qatrunnada
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Igretia Diffa Aulia Qatrunnada
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Igretia Diffa Aulia Qatrunnada
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Igretia Diffa Aulia Qatrunnada
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan


Penyakit vibriosis menjadi permasalahan utama yang dihadapi industri akuakultur udang putih (Litopenaeus vannamei) karena dapat menyebabkan lambatnya pertumbuhan, bahkan kematian. Vibriosis disebabkan salah satunya oleh bakteri Vibrio harveyi yang telah mencapai kuorum (106 CFU/ml). Semenjak penggunaan antibiotik dilarang karena dampak resistensi yang ditimbulkan, digunakan penggunaan mikroba probiotik yang mampu mengontrol Vibrio sp. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh penambahan konsorsium bakteri probiotik Halomonas aquamarina, H. alkaliphila, Bacillus cereus, mikroalga Chaetoceros sp., dan bakteri nitrifikasi pada parameter biologis udang putih untuk mengontrol Vibrio sp. Penelitian ini dibagi menjadi 2 tahap, yaitu uji tantang penambahan konsorsium bakteri dan V. harveyi dengan konsentrasi letal (103 CFU/ml) pada larva udang putih (kepadatan 65 ekor/liter) dan penambahan konsorsium bakteri probiotik dan V. harveyi dengan konsentrasi tidak letal (103CFU/ml) pada pembesaran udang putih (kepadatan 500 ekor/m3). Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menentukan kesintasan pasca uji tantang pada larva udang putih dengan 6 jenis perlakuan: kontrol tanpa penambahan konsorsium bakteri dan V. harveyi (P1), kontrol positif penambahan konsorsium bakteri (P2), kontrol negatif penambahan V. harveyi (P3), penambahan konsorsium bakteri bersamaan dengan V. harveyi (P4), penambahan konsorsium bakteri 24 jam sebelum V. harveyi (P5), dan penambahan konsorsium bakteri 24 jam setelah V. harveyi (P6)., 2) menentukan performa pertumbuhan (kesintasan, berat rata-rata, Feed Conversion Ratio) pada pembesaran udang putih dengan jenis perlakuan: kontrol positif penambahan konsorsium bakteri (A), penambahan konsorsium bakteri 24 jam sebelum V. harveyi (B), kontrol negatif penambahan bakteri V. harveyi (C), dan kontrol tanpa penambahan konsorsium bakteri dan V. harveyi (D). Hasil yang ditunjukkan pada uji tantang adalah perlakuan P5 (50,00 ± 1,82 %) memiliki kesintasan paling tinggi yang berbeda signifikan (p<0,05) dengan P4 (43,03 ± 1,07 %) dan kontrol negatif P3 (42,26 ± 2,32 %), tapi tidak berbeda signifikan dengan P6 (46,46 ± 2,32 %). Pada pembesaran, kesintasan semua perlakuan tidak berbeda signifikan, berat rata-rata udang A (4,30 ± 2,20 g), B (3,57 ± 1,39 g), dan D (3,73 ± 1,46 g) tidak berbeda signifikan, tetapi berbeda signifikan (p<0,05) dengan kontrol negatif C (0.73 ± 0,20 g). Feed Conversion Ratio (FCR) terendah dimiliki oleh B (1,19 ± 0,11), diikuti oleh A (1,76 ± 0,30), D (2,05 ± 0,22), dan C (2,59 ± 1,98) serta tidak ada perbedaan yang signifikan antara semua perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa penambahan konsorsium bakteri probiotik lebih awal dari V. harveyi pada uji tantang dengan konsentrasi letal mampu meningkatkan kesintasan pada larva udang. Berbanding terbalik dengan uji tantang, penambahan bakteri probiotik lebih awal dari V. harveyi pada pembesaran dengan konsentrasi tidak letal tidak mempengaruhi kesintasan, namun dapat meningkatkan berat rata-rata udang yang dihasilkan dengan nilai FCR terbaik.