Utamanya, keberadaan shale di reservoir dapat menyebabkan banyak masalah di beberapa aspek dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. Beberapa masalah tersebut adalah swelling clay di pengeboran, rusaknya pola di injeksi air (EOR), dan yang paling penting, berkurangnya porositas efektif. Secara umum, terdapat jenis shale yang berkemungkinan untuk ditemukan di reservoir—contohnya, Dispersed Shale, Laminar Shale, dan Structural Shale, yang masing-masingnya memiliki karakteristik dalam mempengaruhi porositas dan permeabilitas efektif di reservoir. Meninjau ukuran mikroskopiknya, mineral clay, yang membentuk tiap jenis shale, susah diidentifikasi dengan mata telanjang; Oleh karena itu, beberapa invensi ditemukan. Salah satu alat yang memiliki akurasi tinggi dalam mengidentifikasi mineral clay—jenis shale, dan menghitung volumenya adalah Petrography Analysis. Petrography mengkuantifikasi mineralogi dan porositas yang terlihat dalam persen volume dengan bantuan resin biru. Namun karena harganya yang mahal, alat ini hanya dapat mengidentifikasi di kedalaman yang terbatas. Beberapa metode dikembangkan untuk menangani masalah tersebut, salah satunya adalah metode neutron density cross-plot yang memanfaatkan data log di seluruh kedalaman sumur. Dikeranakan kompleksitasnya, metode neutron density crossplot harus digenerasi di perangkat lunak petrofisika. Studi ini bertujuan untuk membuat program sederhana dari metode neutron density crossplot menggunakan VBA dan membuktikan kelayakan program tersebut dalam menentukan jenis shale, volume shale, dan porositas efektif. Hasil studi ini menunjukkan bahwa program ini menghasilkan 92,1% akurasi rata-rata dalam menentkan porositas efektif dan 98,7% akurasi rata-rata dalam menentukan volume shale dibandingkan dengan referensi. Sedangkan kelayakan program ini dalam menentukan jenis distribusi shale dibandingkan secara kualitatif dengan hasil Petrography analysis dan menunjukkan hasil komparasi yang dapat diterima.