Polymer flooding telah banyak digunakan di dunia sebagai salah satu metode untuk meningkatkan perolehan minyak. Polymer yang dicampur dengan air dapat meningkatkan viskositas air sebagai fluida injeksi sehingga memberikan swept efficiency yang lebih baik dibandingkan dengan water flooding konventional. Salah satu factor yang menentukan kesuksesan optimisasi polymer flooding yaitu mobility ratio. Mobility dari fluida injecksi dikontrol sehingga mobility dari fluida injeksi diusahakan sama atau lebih kecil dari mobility fluida yang akan didisplaced. Akan tetapi saat ingin menggunakan mobility ratio sebagai faktor penentu pelaksanaan Polymer flooding, ternyata ada banyak definisi tentang mobility ratio di dunia yang nilainya dapat berbeda – beda walaupun dengan parameter perhitungan yang digunakan sama.
Pada studi ini, akan ditentukan nilai mobility ratio optimum pada berbagai definisi sehingga nilai ini dapat digunakan sebagai referensi optimisasi pelaksanaan polymer flooding. Serta akan dibandingkan pengaruh dari penggunaan polymer flooding dibandingkan dengan waterflooding dalam meningkatkan perolehan minyak. Studi ini dilakukan dengan menggunakan model homogen sehingga parameter seperti permeabilitas, porositas, ketebalan grid, dll mempunyai nilai sama pada grid keseluruhan. Model pencampuran polymer dan air menggunakan model linear. Simulasi dilakukan dengan menggunakan software CMG IMEX dan RESULTS AND GRAPHICS CMG untuk melihat hasil dan grafik dari simulasi. Hasil yang didapat menunjukan nilai optimum mobility ratio yang berbeda – beda pada setiap definisi. Pada mobility ratio yang didefinisikan oleh (Rosa et., al, 2006), diperoleh mobility ratio optimum pada nilai 0.35. Pada mobility ratio yang didefinisikan oleh (Sheng, 2011), diperoleh mobility ratio optimum pada nilai 0.3. Serta pada definisi mobility ratio oleh (Gomaa, 2015), diperoleh nilai 0.4. Penggunaan polymer flooding sangat baik digunakan dalam tahap awal waterflooding sebagai campuran injeksi air. Penggunaan polymer flooding dapat meningkatkan sekitar 10-14% dalam peningkatan perolehan minyak dibandingkan dengan waterflooding.