digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Lely Trianti Anggarini
PUBLIC Taupik Abidin

Berbagai inisiatif untuk mencapai keseimbangan sosial and lingkungan telah terjadi di seluruh dunia dalam cepatnya peningkatan kepedulian keberlanjutan penduduk dunia. Dalam satu dekade terakhir, pergerakan untuk menguatkan keberlanjutan dalam tiap sisi kehidupan telah berkembang dari negara-negara maju. Mengikuti tren ini, perusahaan-perusahaan semakin mempertimbangkan inovasi keberlanjutan ke dalam model bisnis mereka sehingga riset mengenai ini meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Inovasi dalam proses bisnis dilakukan oleh banyak perusahaan untuk mengompensasi bahaya yang mereka keluarkan ke lingkungan. Studi ini mencoba untuk fokus pada industri bioteknologi yang disebut penting dalam mencapai keberlanjutan, seperti yang tertuang dalam Cita-Cita Pengembangan Keberlanjutan dalam Agenda Perkembangan Keberlanjutan 2030. Industri ini dipandang memiliki proses dan menghasilkan produk yang secara umum aman untuk lingkungan. Saat ini, semakin banyak perusahaan pemula diciptakan untuk memberi dampak. Mereka penting dalam perkembangan keberlanjutan karena memiliki ruang yang luas untuk berinovasi dalam model bisnis mereka dibandingkan dengan bisnisbisnis lama. Hari ini, industri bioteknologi berkembang pesat di lokasi-lokasi berkelompok di seluruh dunia. Kolaborasi lintas-sektor telah terbukti sebagai syarat utama bagi bisnis bioteknologi keberlanjutan. Namun, meskipun penelitian mengenai inovasi model bisnis untuk keberlanjutan sedang berkembang, tidak ditemukan studi yang menggabungkan kolaborasi lintas-sektor ke dalam inovasi model bisnis keberlanjutan di perusahaan pemula. Terlebih lagi, banyak penelitian telah menyimpulkan bahwa mereka penting untuk meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan yang khususnya penting bagi negara-neagara berkembang. Oleh karena itu, studi ini mencoba untuk mengisi celah dengan mengeksplorasi karakteristik-karakteristik elemen-elemen inovasi model bisnis dalam berkontribusi terhadapan perkembangan keseimbangan ekonomi, sosial, dan lingkungan dan usaha-usaha kolaborasi lintas-sektor di dalamnya di perusahaanperusahaan bioteknologi pemula. Riset ini berlangsung dalam lima tahap: 1) Observasi fenomena, ulasan literatur, dan identifikasi masalah; 2) pemilihan iv kasus; 3) pengumpulan data dan transkripsi; 4) pembuatan kode dan analisis data; dan 5) finalisasi penulisan. Indonesia dipilih untuk studi kasus karena merupakan negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat yang menyediakan contoh yang tepat untuk merepresentasikan negaranegara berkembang terutama di Asia Tenggara. Pengumpulan data berlangsung pada Maret hingga November 2018 di Bandung dan Jakarta yang secara umum melalui wawancara dengan lima pemilik perusahaan bioteknologi pemula. Studi ini menggunakan analisis multi-kasus yang didasarkan pada konsep inovasi model bisnis untuk menggambarkan aktivitas berorientasi keberlanjutan di sepanjang rantai pasok dan menjabarkan peran dari tiap aktor yang terlibat dalam tiap kegiatan. Analisis penelitian menghasilkan deskripsi umum mengenai inovasi model bisnis saat ini dari seluruh kasus, motivasi yang menjelaskan mengapa mereka mengusahakan bisnis model berkelanjutan, pengembangan model inovasi bisnis model berkelanjutan, dan aktivitas lintas-sektor dalam mencapai keberlanjutan. Studi ini menemukan bahwa inovasi model bisnis untuk keberlanjutan di perusahaan pemula bioteknologi digerakkan oleh tiga motivasi: 1) permintaan pasar; 2) peningkatan rantai nilai; dan 3) motivasi selain bisnis. Tiga motivasi ini menciptakan karakter yang berbeda-beda pada tiga pendekatan inovasi model bisnis yaitu: isi, struktur, dan tata kelola. Isi ditentukan sebagai produk yang didasarkan pada permintaan pasar dan sebagai servis yang didasarkan pada keinginan pribadi pemilik bisnis untuk hal di luar bisnis. Sebuah nilai baru dalam produk permintaan pasar akan mempengaruhi struktur dan tidak selalu tata kelolanya, sedangkan servis bukan bisnis hanya mempengaruhi tata kelola saja. Struktur adalah rantai nilai dari produk yang terkadang butuh perubahan tata kelola berkaitan dengan peningkatan keberlanjutan dalam perusahaan. Kolaborasi lintas-sektor pada kasus-kasus yang dibahas berkaitan dengan struktur dan tata kelola dari inovasi model bisnis. Perusahaan-perusahaan ini berkolaborasi dengan delapan mitra: pemasok, pelanggan, bisnis lain, institusi riset, komunitas, lembaga swadaya masyarakat (LSM), pemerintas, dan investor. Dari keseluruhan, pemasok dan pelanggan adalah yang secara umum paling penting dalam bisnis karena mereka terlibat dalam sebagian besar inovasi struktur. Untuk kegiatan di luar bisnis, hanya LSM, komunitas, bisnis lain, dan pemerintah yang mengambil peran. Dua catatan penting yang ditemukan pada studi ini ialah bahwa seluruh perusahaan pemula bioteknologi memulai bisnis mereka berdasarkan nilai keberlanjutan yang dimiliki pemilik bisnis; dan bahwa mereka melakukan aktivitas di luar bisnis secara regular yang umumnya dengan berbagi pengetahuan kepada masyarakat. Karakteristik-karakteristik ini tidak biasa ditemukan pada perusahaan besar yang umumnya berfokus pada perolehan ekonomi. Penemuan ini membantu menjelaskan mengenai strategi inovasi model bisnis dan kolaborasi lintas-sektor yang telah dipraktekkan pada perusahaan pemula bioteknologi untuk mencapai keberlanjutan, khususnya di Indonesia. Hal ini penting sebagai referensi terhadap studi selanjutnya yang berfokus pada v keberlanjutan dan sebagai pedoman untuk perusahaan-perusahaan bioteknologi pemula, khususnya yang fokus di negara-negara berkembang.