Berbagai inisiatif untuk mencapai keseimbangan sosial and lingkungan telah
terjadi di seluruh dunia dalam cepatnya peningkatan kepedulian keberlanjutan
penduduk dunia. Dalam satu dekade terakhir, pergerakan untuk menguatkan
keberlanjutan dalam tiap sisi kehidupan telah berkembang dari negara-negara
maju. Mengikuti tren ini, perusahaan-perusahaan semakin mempertimbangkan
inovasi keberlanjutan ke dalam model bisnis mereka sehingga riset mengenai ini
meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Inovasi dalam proses bisnis dilakukan
oleh banyak perusahaan untuk mengompensasi bahaya yang mereka keluarkan ke
lingkungan. Studi ini mencoba untuk fokus pada industri bioteknologi yang disebut
penting dalam mencapai keberlanjutan, seperti yang tertuang dalam Cita-Cita
Pengembangan Keberlanjutan dalam Agenda Perkembangan Keberlanjutan 2030.
Industri ini dipandang memiliki proses dan menghasilkan produk yang secara
umum aman untuk lingkungan.
Saat ini, semakin banyak perusahaan pemula diciptakan untuk memberi dampak.
Mereka penting dalam perkembangan keberlanjutan karena memiliki ruang yang
luas untuk berinovasi dalam model bisnis mereka dibandingkan dengan bisnisbisnis
lama. Hari ini, industri bioteknologi berkembang pesat di lokasi-lokasi
berkelompok di seluruh dunia. Kolaborasi lintas-sektor telah terbukti sebagai
syarat utama bagi bisnis bioteknologi keberlanjutan. Namun, meskipun penelitian
mengenai inovasi model bisnis untuk keberlanjutan sedang berkembang, tidak
ditemukan studi yang menggabungkan kolaborasi lintas-sektor ke dalam inovasi
model bisnis keberlanjutan di perusahaan pemula. Terlebih lagi, banyak penelitian
telah menyimpulkan bahwa mereka penting untuk meningkatkan keunggulan
kompetitif perusahaan yang khususnya penting bagi negara-neagara berkembang.
Oleh karena itu, studi ini mencoba untuk mengisi celah dengan mengeksplorasi
karakteristik-karakteristik elemen-elemen inovasi model bisnis dalam
berkontribusi terhadapan perkembangan keseimbangan ekonomi, sosial, dan
lingkungan dan usaha-usaha kolaborasi lintas-sektor di dalamnya di perusahaanperusahaan
bioteknologi pemula. Riset ini berlangsung dalam lima tahap: 1)
Observasi fenomena, ulasan literatur, dan identifikasi masalah; 2) pemilihan
iv
kasus; 3) pengumpulan data dan transkripsi; 4) pembuatan kode dan analisis data;
dan 5) finalisasi penulisan. Indonesia dipilih untuk studi kasus karena merupakan
negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dengan pertumbuhan ekonomi
yang cepat yang menyediakan contoh yang tepat untuk merepresentasikan negaranegara
berkembang terutama di Asia Tenggara. Pengumpulan data berlangsung
pada Maret hingga November 2018 di Bandung dan Jakarta yang secara umum
melalui wawancara dengan lima pemilik perusahaan bioteknologi pemula. Studi
ini menggunakan analisis multi-kasus yang didasarkan pada konsep inovasi model
bisnis untuk menggambarkan aktivitas berorientasi keberlanjutan di sepanjang
rantai pasok dan menjabarkan peran dari tiap aktor yang terlibat dalam tiap
kegiatan.
Analisis penelitian menghasilkan deskripsi umum mengenai inovasi model bisnis
saat ini dari seluruh kasus, motivasi yang menjelaskan mengapa mereka
mengusahakan bisnis model berkelanjutan, pengembangan model inovasi bisnis
model berkelanjutan, dan aktivitas lintas-sektor dalam mencapai keberlanjutan.
Studi ini menemukan bahwa inovasi model bisnis untuk keberlanjutan di
perusahaan pemula bioteknologi digerakkan oleh tiga motivasi: 1) permintaan
pasar; 2) peningkatan rantai nilai; dan 3) motivasi selain bisnis. Tiga motivasi ini
menciptakan karakter yang berbeda-beda pada tiga pendekatan inovasi model
bisnis yaitu: isi, struktur, dan tata kelola. Isi ditentukan sebagai produk yang
didasarkan pada permintaan pasar dan sebagai servis yang didasarkan pada
keinginan pribadi pemilik bisnis untuk hal di luar bisnis. Sebuah nilai baru dalam
produk permintaan pasar akan mempengaruhi struktur dan tidak selalu tata
kelolanya, sedangkan servis bukan bisnis hanya mempengaruhi tata kelola saja.
Struktur adalah rantai nilai dari produk yang terkadang butuh perubahan tata
kelola berkaitan dengan peningkatan keberlanjutan dalam perusahaan. Kolaborasi
lintas-sektor pada kasus-kasus yang dibahas berkaitan dengan struktur dan tata
kelola dari inovasi model bisnis. Perusahaan-perusahaan ini berkolaborasi dengan
delapan mitra: pemasok, pelanggan, bisnis lain, institusi riset, komunitas, lembaga
swadaya masyarakat (LSM), pemerintas, dan investor. Dari keseluruhan, pemasok
dan pelanggan adalah yang secara umum paling penting dalam bisnis karena
mereka terlibat dalam sebagian besar inovasi struktur. Untuk kegiatan di luar
bisnis, hanya LSM, komunitas, bisnis lain, dan pemerintah yang mengambil peran.
Dua catatan penting yang ditemukan pada studi ini ialah bahwa seluruh
perusahaan pemula bioteknologi memulai bisnis mereka berdasarkan nilai
keberlanjutan yang dimiliki pemilik bisnis; dan bahwa mereka melakukan aktivitas
di luar bisnis secara regular yang umumnya dengan berbagi pengetahuan kepada
masyarakat. Karakteristik-karakteristik ini tidak biasa ditemukan pada perusahaan
besar yang umumnya berfokus pada perolehan ekonomi.
Penemuan ini membantu menjelaskan mengenai strategi inovasi model bisnis dan
kolaborasi lintas-sektor yang telah dipraktekkan pada perusahaan pemula
bioteknologi untuk mencapai keberlanjutan, khususnya di Indonesia. Hal ini
penting sebagai referensi terhadap studi selanjutnya yang berfokus pada
v
keberlanjutan dan sebagai pedoman untuk perusahaan-perusahaan bioteknologi
pemula, khususnya yang fokus di negara-negara berkembang.