digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Adam Abdillah P
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

Sebelum kembali aktif pada tahun 2017, erupsi Gunung Agung terakhir terjadi pada tahun 1963 dimana pada kejadian tersebut menelan sekitar 1.148 jiwa. Sejak 10 Agustus 2017 hingga sekarang, Gunung Agung berada pada level III (Siaga) dan beberapa kali berada pada level IV (Awas) dengan belasan erupsi terjadi. Aktivitas Gunung Agung yang begitu aktif saat ini menjadi dasar dilaksanakannya penelitian ini. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengamati aktivitas deformasi dari Gunung Agung ketika pra dan pasca erupsi menggunakan metode observasi GPS. Aktivitas deformasi Gunung Agung tersebut berupa jenis deformasi dan aktivitas inflasi deflasi yang terjadi pada tubuh Gunung Agung ketika pra dan pasca erupsi. Penelitian dimulai dengan pemasangan 4 buah stasiun GPS pengamatan di perimeter Gunung Agung sejak 11 Desember 2018 dan dilakukan pengunduhan data pada 24 Januari 2019. Analisis jenis deformasi pada tubuh Gunung Agung didasarkan pada perubahan nilai koordinat yang terjadi di keempat titik pengamatan pada arah horisontal. Sedangkan analisis aktivitas inflasi dan deflasi pada tubuh Gunung Agung didasarkan pada perubahan nilai tinggi keempat titik stasiun pengamatan dan perubahan panjang baseline dari keempat titik pengamatan. Aktivitas deformasi inflasi pada tubuh Gunung Agung selalu terjadi saat pra-erupsi dan deflasi terjadi ketika pasca-erupsi. Perubahan panjang baseline pengamatan menunjukkan bahwa aktivitas inflasi dan deflasi didominasi oleh pergerakan titik pengamatan ke arah Timur dan Barat. Berdasarkan hasil pengolahan data, kenaikan nilai tinggi permukaan tanah pada tubuh Gunung Agung ketika inflasi bisa mencapai 80.78 mm. Dengan adanya penelitian ini, pola dari aktivitas deformasi tubuh Gunung Agung diharapkan dapat dimanfaatkan untuk keperluan studi potensi gunung meletus yang akan terjadi kedepannya.