Injeksi polimer adalah proses tertiary recovery yang dapat memperbaiki nilai mobility ratio air-minyak. Hal ini disebabkan viskositas polimer yang lebih besar daripada viskositas air formasi menyebabkan nilai mobility ratio air injeksi-minyak yang lebih kecil sehingga lebih efisien untuk memproduksi minyak dan meningkatkan nilai Recovery Factor. Percobaan pada injeksi HPAM (Hydrolyzed Polyacrilamide) yang dilakukan menghasilkan mekanisme yang tidak sesuai dengan teori. Pada konsentrasi polimer 1000 ppm dihasilkan viskositas 41.68 cp dan 22.34 cp untuk masing-masing polimer ChemEOR dan FP3630S dengan masing-masing nilai Recovery Factor sebesar 9.49% dan 15.81% dari IOIP. Hal ini disebabkan perbedaan nilai mekanisme transportasi yaitu Inaccessible Pore Volume (IPV) dan retensi dinamis (adsorpsi dan penjebakan) dari masing-masing polimer.
Penilitian reologi polimer ditinjau pada empat konsentrasi polimer yang berbeda untuk mengetahui nilai viskositas pada variasi shear rate, salinitas, dan konsentrasi polimer. Penelitian mekanisme transportasi polimer ditinjau dari hasil uji injektivitas larutan tracer dan polimer pada karakteristik batuan yang sama. Konsentras effluent polimer dan tracer hasil injeksi masing-masing diukur dengan UV/vis spectrophotometer (UV/vis) dan Atomic Adsorption Spectrophotometer (AAS). Profil konsentrasi effluent ditinjau untuk menentukan masing-masing nilai IPV dan retensi dinamis polimer. Nilai IPV ditinjau berdasarkan tepi belakang (trailing edge) dan nilai retensi dinamis ditinjau berdasarkan tepi depan (leading edge) profil effluent polimer dan tracer. Pada penelitian ini juga ditinjau nilai adsorpsi dinamis, ketebalan lapisan adsorpsi, penjebakan dinamis, pengurangan mobilitas/resistance factor (RF), pengurangan permeabilitas/residual resistance factor (RRF), dan dispersivitas polimer terhadap batuan.
Hasil pengujian reologi polimer ChemEOR memiliki nilai viskositas lebih besar daripada FP3630S, pada variasi shear rate, salinitas, dan konsentrasi polimer. Hasil pengujian injektivitas menunjukkan polimer ChemEOR memiliki nilai IPV, pengurangan mobilitas, dan pengurangan permeabilitas lebih besar dari pada polimer FP3630S. Sedangkan untuk nilai retensi dinamis dan dispersivitas polimer ChemEOR lebih kecil dari polimer FP3630S. Nilai IPV adalah 34% dan 28%, nilai RF adalah 4.7 dan 3.6, dan nilai RRF adalah 4.2 dan 1.8 untuk masing-masing polimer ChemEOR dan FP3630S. Sedangkan untuk nilai retensi dinamis adalah 26.742 ?g/g dan 38.447 ?g/g, dengan nilai dispersivitas 0.038 ft2/detik dan 0.039 ft2/detik untuk masing-masing polimer ChemEOR dan FP3630S. Dari hasil percobaan ini dapat dijelaskan kecenderungan pada mekanisme transportasi polimer. Polimer dengan nilai IPV yang lebih besar memiliki nilai retensi dinamis yang lebih kecil. Polimer dengan nilai IPV yang lebih besar akan memiliki nilai RF dan RRF yang lebih besar karena ketiga parameter ini sejalan berhubungan dengan ukuran molekul polimer dan pori batuan. Hasil ini didukung nilai penjebakan dinamis yang lebih besar pada ChemEOR daripada FP3630S yaitu 1.529% dan 0.352%, artinya ukuran molekul polimer ChemEOR lebih besar daripada FP3630S. Hal ini menjadi penentu bahwa peyebab nilai Recovery Factor injeksi polimer ChemEOR yang lebih kecil adalah mekanisme transportasi polimer yang didominasi ukuran molekul polimer yang lebih besar sehingga tidak seluruh pori batuan dapat dijangkau.