ABSTRAK Gelasius Galvindy
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
COVER Gelasius Galvindy
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Gelasius Galvindy
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Gelasius Galvindy
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Gelasius Galvindy
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Gelasius Galvindy
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Gelasius Galvindy
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Gelasius Galvindy
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 7 Gelasius Galvindy
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Gelasius Galvindy
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia merupakan negara dengan popoulasi umat Muslim terbesar di dunia yakni
sekitar 222 juta umat atau lebih dari 87% penduduk Indonesia. Oleh karena itu,
keberadaan dan pembangunan Masjid sangatlah penting sebagai sarana ibadah umat
Muslim. Kecamatan Pemalang yang terpetak di Kabupaten Pemalang, pesisir utara
Provinsi Jawa Tengah, merupakan pusat kegiatan masyarakat dimana didalamnya
terdapat pusat perbelanjaan, alun-alun kota, serta Masjid Agung Pemalang. Masjid yang
saat ini sudah ada dinilai sangat kecil dengan luas sekitar 2500 meter persegi, sehingga
perlu dilakukan perluasan dan pengembangan Masjid Agung Pemalang.
Perencanan struktur diawali dengan perencanaan struktur atap. Dengan menggunakan
material struktur baja, atap akan dirancang sebagai sistem rangka pemikul momen biasa
(SRPMB). Atap dirancang untuk tidak mengalami plastifikasi akibat beban gempa,
sehingga akan dihubungkan dengan struktur utama dengan hubungan sendi. Atap akan
dirancang berdasarkan beban atap dengan material membran polytetrafluorethylene, berat
sendiri elemen struktur atap, serta beban angin. Hasil reaksi perletakan dari struktur atap
akan dimasukkan ke pemodelan struktur utama sesuai dengan jenis beban yang bekerja.
Struktur utama masjid direncanakan untuk dapat digunakan sebagai tempat pengungsian
ketika terjadi bencama alam seperti gempa besar. Oleh karena itu, masjid akan dirancang
dengan faktor kepentingan sama dengan 1,5. Dengan menggunakan material struktur
baja, struktur akan dirancang dengan sistem rangka bresing tahan tekuk (SRBTT). Sistem
ini dipilih dengan beberapa pertimbangan seperti ketika rusak akibat plastifikasi saat
gempa besar, elemen bresing tahan tekuk dapat diganti dengan yang baru sehingga tidak
memerlukan renovasi bangunan secara keseluruhan. Selain itu, penggunaan sistem
struktur ini juga akan menghasilkan simpangan bangunan yang lebih kecil saat terjadi
gempa, sehingga isi dari bangunan yang umumnya rusak akibat goncangan gempa, dapat
lebih terlindungi.
Sebelum melakukan perencanaan struktur utama masjid, akan direncanakan terlebih
dahulu tangga yang berada pada bangunan masjid. Pemodelan tangga dilakukan terpisah
karena dapat merusak mode bangunan keseluruhan. Setelah dilakukan perancangan,
reaksi perletakan tangga akibat masing-masing jenis beban akan diberikan pada struktur
utama. Selain itu, struktur juga akan menggunakan material bondek sebagai lantai
bangunan. Pemilihan tebal pelat beton didasarkan pada ketentuan lendutan pada standar
serta kemampuan waktu ketahanan terhadap api. Setelah itu, properti bondek akan
dirancang sebagai bagian dari struktur utama.
Konsep utama perancangan sistem rangka bresing tahan tekuk ialah analisis mekanisme
plastik, yakni mekanisme dimana elemen balok dan kolom pada rangka bresing tahan
tekuk tidak boleh leleh sebelum bresing mengalami kelelehan. Oleh karena itu, balok dan
kolom pada rangka bresing tahan tekuk akan didesain berdasarkan kapasitas maksimum
dari bresing. Kapasitas maksimum bresing akan bergantung pada ukuran bresing yang
digunakan, dimana ukuran bresing ditentukan hanya berdasarkan gaya aksial yang
muncul pada bresing akibat beban gempa yang bekerja. Proses ini akan dilakukan secara
iteratif, karena pengubahan ukuran bresing akan merubah berat struktur dalam
perhitungan beban gempa serta dimensi kolom dan balok yang akan digunakan supaya
optimal. Pada rangka yang didesain hanya untuk menahan beban gravitasi, pemilihan
penampang akan didasarkan pada kemampuan penampang untuk menahan gaya dalam
yang muncul akibat beban gravitasi yang bekerja.
Setelah itu, akan dilakukan analisis gempa dinamik-linear dengan analisis spektrum
ragam respons dengan meliputi analisis eksentrisitas, simpangan, efek p-delta,
ketidakberaturan horisontal, ketidakberaturan vertikal, serta redundansi struktur.
Didapatkan dari analisis bahwa struktur yang dirancang telah memenuhi kemampuan
kekuatan dan kekakuan. Untuk memastikan bahwa struktur yang dirancang dapat
digunakan kembali setelah gempa besar terjadi, maka desain akan dicek berdasarkan
performanya dengan analisis statik-nonlinear yakni analisis beban dorong atau pushover.
Didapatkan bahwa struktur secara keseluruhan berada pada level life safety, sehingga
dapat digunakan setelah gempa besar terjadi dan tidak terlalu boros.
Setelah itu, akan dilakukan perancangan besmen. Perancangan besmen dimulai dengan
menentukan dimensi awal penampang berdasarkan beban yang bekerja, yakni beban dari
struktur atas, beban taman dan tanah, serta beban mati tambahan lainnya. Setelah itu, akan
dilakukan analisis gempa statik-linear yakni analisis gaya lateral ekivalen yang meliputi
analisis ketidakberaturan, dan lainnya. Akan dilakukan pula analisis dua tahap guna
memastikan bahwa besmen lebih kaku daripada struktur atas. Karena besmen yang
dirancang memiliki luas yang lebih besar daripada struktur yang dirancang, kondisi pada
analisis dua tahap dapat dengan mudah terpenuhi. Setelah itu, akan dilakukan detailing
dari tiap komponen yang telah dirancang.