digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia sebesar 1,4% per tahun menimbulkan kebutuhan akan rumah baru mencapai 800 ribu unit per tahun. Hal ini mendorong pembangunan unit rumah baru dibangun secara massal dan terus menerus seperti perumahan. Pembangunan massal ini memerlukan pasokan material bangunan dengan volume yang besar. Sehingga perlu mencegah sejak dini terjadinya timbulan emisi karbon yang besar dan mengendalikan kegiatan eksploitasi sumberdaya alam untuk pengadaan material bangunan yang dibutuhkan. Pengendalian timbulan emisi karbon dapat dilakukan sejak tahap perencanaan pada siklus bangunan melalui pertimbangan nilai Embodied Energy (EE) material bangunan. Dalam penelitian ini, metode perhitungan EE material bangunan yang dikembangkan adalah Analisis Satuan Material (ASM) berdasarkan Metode Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) yang umum digunakan di Indonesia. ASM mengurai jenis material bangunan, satuan material dan volume material dari bangunan yang diteliti. Rumah sederhana merupakan objek penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini. Penggunaan metode perhitungan EE dengan pendekatan ASM ini memerlukan dukungan Data Inventori EE material bangunan. Penelitian ini menggunakan sumber data dari Inventory Carbon and Energy (ICE), Bath, United Kingdom, sebagai rujukan untuk penyusunan Data Inventori EE material bangunan untuk unit rumah sederhana. Hasil perhitungan nilai EE material bangunan pada tiga tipe rumah sederhana, adalah ; tipe 21 (nilai EE 126,93 MJ), tipe 36 (nilai EE 145,51 MJ), tipe 45 (nilai EE 184,59 MJ). Faktor signifikan yang menjadi penyebab unit rumah sederhana memiliki nilai EE material bangunan yang tinggi adalah volume penggunaan material bangunan yang besar. Dinding dan penutup atap memiliki nilai EE yang paling tinggi dibanding komponen bangunan lainnya. Total nilai EE pada tiap unit rumah sederhana diperoleh dari kontribusi nilai EE material bata (30%-35%) dan genteng keramik (40%-45%). Mitigasi dampak lingkungan melalui pertimbangan nilai EE material bangunan perlu dilakukan. Usulan strategi mitigasi dampak lingkungan tersebut diusulkan melalui; a) Efisiensi volume penggunaan material bangunan, b) Optimalisasi desain untuk unit rumah sederhana dalam meningkatkan efisiensi penggunaan volume material bangunan, c) Substitusi material bangunan yang signifikan menyumbang nilai EE yang tinggi pada bangunan. Mitigasi dampak lingkungan melalui pertimbangan EE material bangunan menjadi penting dalam menentukan keputusan desain maupun pilihan material bangunan yang akan digunakan. Pertimbangan nilai EE material bangunan didukung oleh pengembangan aplikasi Embodided Energi Calculation Software agar mudah dilakukan oleh stakeholder pembangunan. Mitigasi dampak lingkungan melalui pertimbangan nilai EE material ini harus dipromosikan secara terus menerus. Tujuannya untuk membangun kesadaran dan keinginan masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dengan mengendalikan penggunaan material bangunan. Kontribusi keilmuan dari penelitian ini adalah dikembangkannya Metode Analisis Satuan Material (ASM) sebagai metode perhitungan EE material bangunan yang akan mudah dikenali oleh stakeholder pembangunan di Indonesia. Apabila usulan mengenai perhitungan EE material bangunan dapat masuk ke dalam bagian penilaian kriteria green building untuk komponen energi, maka pendekatan teknologi informasi berupa aplikasi EEC Software ini akan menjadi kontribusi praktis bagi stakeholder yang berpartisipasi dalam mitigasi dampak lingkungan.