digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1986_TS_PP_HARTOTO_1.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

Pemanfaatan molase yang merupakan hasil samping pembuatan gula, dapat meningkatkan pendayagunaannya. Molase dapat difermentasikan menjadi etanol melalui Embden Meyerhof Parnas Pathway. Ragi yang penting pada fermentasi tersebut adalah Saccharomyces sp. Penggunaan immobilized cell dengan reaktor unggun terfluidakan diharapkan dapat meningkatkan produksi etanol. Dari seleksi ketiga strain ragi berdasarkan toleransinya terhadap etanol dan laju fermentasinya, terpilih Saccharomyces cerevisiae (R60). Awal tahap stasioner pertumbuhan sel ragi tersebut tercapai setelah inkubasi 24 jam. Penentuan tahap ini dilakukan agar diperoleh gel immobilized cell yang bersifat stabil. Immobilized cell yang baik dihasilkan dengan penggunaan larutan natrium alginat 2,0% dan kalsium khlorida 0,05 M. Ukuran gel yang terbentuk 2-3 mm dan 4-5 mm. Pemberian silika sebanyak 2,0% dapat meningkatkan porositas dan kekuatan mekanis gel. Sebelum fermentasi, immobilized cell diinkubasi di dalam lemari es (4°C)selama 2 jam. Fermentasi dilakukan dengan laju alir cairan molase (1:5) sebesar 1,5 x laju fluidisasi minimumnya. Sistem fermentasi yang diterapkan adalah total batch recycle. Hasil percobaan menunjukkan bahwa produksi etanol dengan menggunakan gel berukuran 2-3 mm lebih besar dibandingkan gel 4-5 mm. Gel yang berukuran lebih kecil mempunyai luas permukaan spesifik lebih besar sehingga lebih /banyak kontak dengan cairan molase. Disamping itu dengan diguunakannya silika, porositas gel meningkat sehingga internal surface adhesion-nya lebih baik. Konsentrasi alkohol tertinggi sebesar 11,71% (v/v) dan konversi sebesar 92,7% dicapai setelah fermentasi berjalan 72 jam.