digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

TRI KARYONO
PUBLIC Alice Diniarti

Azimat sebagai lokalitas dan warns lokal seni tradisi merupakan karya yang termarjinalkan oleh arus informasi yang menyeret perubahan-perubahan pola berfikir masyarakatnya. Azimat berwafak ini mencmpakan ciri lokal khas Cirebon sekaligus juga memiliki citra spiritualitas seni Islam yang kuat pula. Kaligrafi, geometrik dan pengulangan yang menjadi ciri khas seni Islam nampak pada azimat berwafak ini. Tapi bila kita analisa ternyata kekhasan seni Islam pada azimat berwafak ini tidak sepenuhnya meniru dari kekhasan seni Islam. Ini terbukti adanya simbol binatang realistik, tokoh pewayangan senjata, bahkan menciptakan simbl-simbol abstrak yang unik. Ini membuktikan apapun yang datang dari luar ke Indonesia akan selalu mengalami proses alkulturasi. Alkulturasi itu akan menimbulkan suatu bentuk seni budaya yang berakarkan pada ciri-ciri kebudayaan asing dan kebudayaan sendiri atau disebut hibridisasi. Penelitian ini merupakan penelitian pertama (original) yang mengkaji dan menganalisa azimat berwafak dari segi bahasa rupa. Pads penelitian ini akan diteliti berbagai hal yang berkenaan dengan identitas (local genius) baik bentuk, filosofi, simbol maupun konsep estetik azimat. Azimat berwafak ini memiliki ungkapan rupa berupa simbol-simbol mulai dari bentuk, warns, material dan huruf-huruf magis. Ungkapan rupa azimat ini tentu merupakan special case ofmeaning dimana hanya orang-orang tertentu saja yang mengerti. Dalam hal ini peneliti ingin mengungkap lebih dalam tentang hal-hal tersebut diatas, sebab peneliti meyakini bahwa manifestasi tradisi azimat berwafak ini tidak semata estetik belaka namun menitipkan ungkapan simbolis, filosofis, kosmologi serta nilai-nilai luhur yang erat kaitannya dengan konsep atau slam fikiran pembuatnya dan masyarakat pendukungnya. Masyarakat Cirebon yang membuat, memakai azimat kebanyakan masih memegang tradisi leluhurnya, dunia idenya kuat lekat dengan konsep religi, oleh sebab itu pads azimat berwafak ini tercermin dan memancarkan budaya mitis kuat. Kendala subject matter penelitian ini karena bagi sebagian masyarakat Cirebon terutama pemakai azimat maupun pembuat azimat masih menganggap azimat berwafak ini bends suci, regalia yang di hormati dalam statusnya tabu untuk dijamah sembarang orang.