digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1989_TS_PP_DAWIS_1.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

Maksud penelitian yang dilakukan di sini ialah untuk mengetahui apakah kapsaisin cabe mengganggu penyerapan air dan nutrien di usus halus. Di samping itu ingin diketahui pula pengaruh kapsaisin terhadap aktivitas ATPase mukosa usus halus, kadar serotonin mukosa usus halus dan respirasi homogenat hati tikus. Di sini telah dilakukan penelitian penyerapan nutrien dalam larutan Krebs-Ringer fosfat pH 7,4 di usus halus tikus galur Wistar, dengan menggunakan 2 metode yakni : \\\\\\\"Metode kantong usus di balik secara in vitro menurut Smyth D.H., T.H. Wilson dan G. Wiseman\\\\\\\", serta \\\\\\\"Metode perfusi secara in situ menurut Soedigdo P. dari Laboratorium Biokimia, Institut Teknologi Bandung. Mula-mula kapsaisin dilarutkan dalam sedikit etanol, kemudian dicampur dengan larutan Krebs Ringer fosfat. Kadar gula ditentukan secara spektrofotometri menurut metode Nelson-Somogyi. Kadar L-tirosin pada eksperimen in vitro ditentukan menurut metode Lowry. Dalam eksperimen in situ digunakan 14 C L-tirosin, 14G L-fenilalanin dan 14 0 L-valin dan kadarnya ditentukan dengan alat pencacah sintilasi cairan (\\\\\\\"Liquid Scintillation Counter\\\\\\\"). ATPase mukosa usus halus diisolasi menurut metode Ahmed-Judah. Kadar fosfat (Pi) hasil hidrolisis ATP oleh ATPase ditentukan menurut metode Chen serta kawan-kawan. Juga ditentukan menurut metode Fiske-Subbarow. Oksigen yang dikonsumsi homogenat hati tikus ditentukan dengan alat respirometer Warburg. Pada percobaan penyerapan nutrien, konsentrasi monosakharida untuk setiap larutan dibuat 3 mM, L-tirosin 2 mM pada percobaan in vitro dan 0,5 mM pada percobaan in situ. Dua asam amino yang lain masing-masing 3 mM. Hasil eksperimen in vitro menunjukkan bahwa 0,1% kapsaisin menginhibisi transpor aktif galaktosa antara 47-82% per 100 mg usus halus basah selama 1 jam, sedangkan 0,02% kapsaisin menginhibisi transpor aktif L-tirosin antara 22 - 64% per 100 mg usus basah per jam. Pengaruh kapsaisin terhadap transpor air secara in vitro tidak terlihat dengan nyata. Secara in situ juga terjadi inhibisi terhadap penyerapan nutrien. Kapsaisin pada kadar 0,1% menginhibisi penyerapan galaktosa antara 9 - 88%; glukosa 10 - 43% dan air dalam larutan glukosa ir.i terinhibisi antara 5 - 57% ; L-valin 1 - 46%. Inhibisi terhadap penyerapan 3-0-metilglukosa ternyata kuat sekali yakni 46 - 100%. Jika kadar kapsaisin dalam campuran dibuat 0,01%, maka glukosa terinhibisi antara 0,5 - 42% dan air 20 - 67%; L-tirosin terinhibisi antara 1 - 30% dan air 4 - 36%; L-fenilalanin terinhibisi antara 6 - 29% dan air 6 - 39%; L-valin terinhibisi antara 2 - 41% dan air 14 - 60%. Dari hasil eksperimen juga terlihat, kapsaisin yang berkadar antara 0,001 - 0,01% menginhibisi aktivitas Na+ ,K + , Mg++-ATPase sebesar 38 - 60% dalam larutan 30 mM Tris. HC1 pH 7,4 yang mengandung 5 mM ATP. Jika kadar kap-saisin dibuat 0,01% maka terjadi inhibisi terhadap Na + ,K + , Mg ++ ATPase sebesar 19 - 71% dan Mg++ -ATPase terinhibisi antara 39 - 89%. Penambahan L-sistein bersama kapsaisin tidak dapat menurunkan ataupun meniadakan pengaruh kapsaisin terhadap aktivitas ATPase. Bahkan L-sistein sendiri menginhibisi aktivitas ATPase. Dart penentuan konstanta Michaelis (Km ) diperoleh Km untuk Na + K+ ,Mg++ ATPase mukosa usus halus antara (7,1 - 9,3) x 10 AM dan tipe inhibisinya tergolong tipe \\\\\\\"Inhibisi Bercampur\\\\\\\" (Mixed Inhibition). Etanol sampai 2% tidak mempengaruhi penyerapan glukosa maupun aktivitas Na + K+ Mg ++ ATPase. Kapsaisin juga menurunkan kadar serotonin mukosa usus halus. Ternyata 0,01% kapsaisin yang diperfusikan bersama 3 mM glukosa telah menurunkan kadar serotonin antara 8 - 41%. Kapsaisin tampaknya tidak menghambat respirasi hcmogenat hati tikus tetapi cenderung menstimulasi, balk dengan maupun tanpa etanol yang dipakai sebagai pelarut penolong kapsaisin. Dari semua hasil eksperimen yang telah dilakukan di sini dapat disimpulkan bahwa kapsaisin yang terkandung dalam cabe mengganggu penyerapan air dan nutrien di usus halus. Karena penyerapan air dan nutrien terganggu serta kadar serotonin dan aktivitas enzim ATPase menurun maka kapsaisin yang terkandung dalam cabe sebenarnya kurang baik ditinjau dari segi penyerapan nutrien di usus halus.Reflek peristaltik usus tergantung dari integritas mukosa. Pengaruh iritasi serta pengaruh lain yang ditimbulkan kapsaisin seperti tersebut di atas akan menurunkan integritas mukosa. Seterusnya bisa menimbulkan berbagai gangguan terhadap penyerapan air dan elektrolit di usus halus. Diare terjadi akibat mukosa usus halus tidak mampu mengatur cairan dan elektrolit secara normal. Hal ini bisa disebabkan oleh kapsaisin.