digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Fitoremediasi adalah suatu metoda remediasi kontaminan dengan pemanfaatan tanaman yang bersifat toleran dan akumulator untuk menyerap kontaminan. Logam mempunyai keterbatasan kelarutan dalam air untuk diserap oleh tanaman. Salah satu strategi mempertinggi ketersediaan logam dengan penambahan pengkelat pada tanah seperti EDTA. Selain EDTA, asam humat dan asam fulvat dikenal pengkelat alami karena mempunyai potensi pengompleksan logam dari kandungan oksigennya yang mengandung gugus fungsi seperti COOH, fenol dan C=O. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan pengkelat EDTA, asam humat dan asam fulvat pada penyerapan kontaminan logam Ni, As dan Hg yang terdapat dalam tanah (Lembang dan Sumedang) oleh tanaman bunga matahari (Helianthus annuus). Hasil penelitian menunjukan terjadi peningkatan kelarutan logam dalam air dan penyerapan kontaminan oleh tanaman. Peningkatan tertinggi kelarutan logam teramati pada perlakuan penambahan EDTA 0,1% (b/v) dalam tanah Sumedang terkontaminasi As. Peningkatan tersebut sebesar 87,20 kali lebih besar daripada kontrol (tanpa pengkelat). Penyerapan logam tertinggi pada akar tanaman teramati pada perlakuan penambahan EDTA dalam tanah Sumedang terkontaminasi Hg. Peningkatannya sebesar 0,57 kali lebih besar daripada kontrol. Penyerapan logam tertinggi pada batang tanaman teramati pada perlakuan penambahan EDTA dalam tanah Sumedang terkontaminasi logam Ni sebesar 4,24 kali lebih besar daripada kontrol. Pengaruh penambahan pengkelat terlihat terjadi peningkatan penyerapan logam kontaminan pada bagian batang tanaman sedangkan pada bagian akar cenderung merata.Persentase terkecil logam yang tidak terekstrak air teramati pada perlakuan penambahan EDTA dalam tanah Sumedang terkontaminasi Ni. Persentase tersebut sebesar 33,82%. Hal ini menunjukkan penambahan EDTA lebih efektif daripada asam humat dan fulvat dimana logam yang terekstrak air oleh asam humat dan fulvat masih diatas 80%.