Kota Bandung berpotensi menghasilkan timbulan sampah yang besar. Salah satu materi yang berpotensi menjadi sampah adalah kertas koran bekas. Kertas koran dapat didaur ulang dan memiliki potensi dari segi lingkungan maupun ekonomi, oleh karena itu perlu disusun suatu skenario pembangunan infrastruktur daur ulang kertas koran bekas di Kota Bandung untuk mengoptimalkan pemanfaatannya. 94% koran yang diterbitkan per bulan di Kota Bandung terjual, dan hanya 6% yang tidak terjual. Masyarakat Kota Bandung yang tidak memiliki koran hanya 1%, sisanya sebesar 99% memiliki koran. Koran yang ada di masyarakat besarnya mencapai 2.915 ton/bulan. Dari seluruh koran bekas, 38% dijual ke tukang loak, 37% disimpan, 13% diberikan/disumbangkan, 3% dibuang, dan sisanya 9% selain itu. Daur ulang sampah di Indonesia didominasi oleh sektor informal. Aliran material sampah pada pelaku daur ulang secara garis besar adalah pemulung/tukang loak – lapak – bandar kecil – bandar besar – pabrik daur ulang. Tujuan akhirnya adalah pabrik daur ulang dimana sampah kertas dijadikan bubur kertas kembali sebagai bahan baku. Persentase koran bekas pada pelaku daur ulang berkisar antara 8-13%. Harga beli kertas koran bekas berkisar antara Rp. 800,00/kg-Rp.1.000,00/kg, sedangkan harga jualnya berkisar antara Rp.1.200,00/kg-Rp.1.700,00/kg.