digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TA PP VENNY HARISHA ANGGRAENI ASHARI 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

2008 TA PP VENNY HARISHA ANGGRAENI ASHARI 1-BAB 1.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP VENNY HARISHA ANGGRAENI ASHARI 1-BAB 2.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP VENNY HARISHA ANGGRAENI ASHARI 1-BAB 3.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP VENNY HARISHA ANGGRAENI ASHARI 1-BAB 4.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP VENNY HARISHA ANGGRAENI ASHARI 1-BAB 5.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP VENNY HARISHA ANGGRAENI ASHARI 1-BAB 6.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP VENNY HARISHA ANGGRAENI ASHARI 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Perubahan iklim global yang disebabkan oleh pemanasan global dapat menimbulkan berbagai permasalahan bagi lingkungan, diantaranya permasalahan sumber daya air. Permasalahan sumber daya air ini berhubungan dengan kondisi limpasan di suatu wilayah yang pada akhirnya mempengaruhi ketersediaan air. Salah satu strategi untuk mengatasi dampak perubahan iklim global tersebut adalah adaptasi. Mengetahui kondisi limpasan total di masa mendatang merupakan salah satu cara untuk beradaptasi dalam rangka mendukung pembangunan berkelanjutan.Hasil analisis iklim di DAS Bengawan Solo selama 32 tahun (1971-2002) menunjukkan kecenderungan adanya peningkatan baik untuk temperatur maupun curah hujan. Rata-rata bulanan temperatur memiliki nilai hampir konstan sepanjang tahun sedangkan curah hujan memiliki pola monsunal.Proyeksi temperatur dan curah hujan dengan menggunakan model MAGICC/SCENGEN berdasarkan skenario IPCC (skenario A2 dan B2) menunjukkan kenaikan. Hasil perhitungan proyeksi neraca air menggunakan metode Thornthwaite di DAS Bengawan Solo menunjukkan bahwa limpasan total akan mengalami penurunan. Pada tahun 2010 besar limpasan berkisar antara 384,23-1570,2 mm untuk skenario A2 dan 381,96-1567,4 mm untuk skenario B2. Tahun 2050 kisaran besar limpasan skenario A2 sebesar 309,98-1493,01 mm dan 305,38-1496,12 mm untuk skenario B2. Tahun 2100 kisaran limpasan 138,09-1278,5 mm untuk skenario A2 dan 231,81-1404,51 mm untuk skenario B2. Secara spasial daerah dengan besar limpasan lebih rendah berada di dataran rendah yang merupakan bagian hilir dari DAS Bengawan Solo.