digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TA PP ADRIAN PRAYOGA 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

2008 TA PP ADRIAN PRAYOGA 1-BAB 1.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP ADRIAN PRAYOGA 1-BAB 2A.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP ADRIAN PRAYOGA 1-BAB 2B.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP ADRIAN PRAYOGA 1-BAB 3.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP ADRIAN PRAYOGA 1-BAB 4.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP ADRIAN PRAYOGA 1-BAB 5.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP ADRIAN PRAYOGA 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Pelumasan merupakan salah satu fakor penting dalam sistem motor diesel. Sejak awal penggunaannya hingga sekarang, pelumasan selalu menjadi perhatian utama dalam perancangan motor diesel. Banyaknya komponen yang bergerak saling bergesekan pada motor diesel menyebabkan banyak terdapat komponen yang akan mengalami keausan. Keausan yang berlebihan akan menyebabkan prestasi dan umur pakai dari motor diesel itu menurun. Perlindungan terhadap komponen-komponen yang mengalami keausan ini akan diberikan oleh pelumas. Penelitian ini dilakukan untuk pengembangan produk pelumas motor diesel agar dapat beroperasi dengan jarak 10.000 km dan untuk mengetahui kinerja dari pelumas serta pengaruhnya terhadap komponen-komponen yang mengalami keausan dari motor diesel. Penelitian dilaksanakan dengan uji jalan menggunakan mobil uji berpenggerak motor diesel sejauh 3 x 10.000 km yang mengacu pada standar ASTM D-5500. Parameter-parameter yang diujikan yaitu kecepatan rata-rata, tingkat kebisingan ruang mesin, akselerasi mobil uji, prestasi mobil uji, perubahan sifat pelumas, massa komponen, dimensi komponen, kekasaran komponen, dan kerusakan komponen melalui evaluasi visual.Hasil dari pengujian ini adalah terjadinya penurunan rata-rata viskositas kinematik pelumas sebesar 10.07%, perubahan massa, dimensi, dan kekasaran komponen antara 0.01%-2%, penurunan daya sebesar 14.11%, penurunan torsi sebesar 6.84%, konsumsi pelumas sebanyak 13.27%, dan konsumsi bahan bakar rata-rata sebesar 15.95 km/liter. Perubahan tersebut terjadi karena adanya degradasi pelumas sehingga gesekan yang terjadi antar komponen semakin besar. Gesekan ini yang akan menyebabkan keausan pada komponen yang dilihat dari evaluasi visual. Evaluasi visual ini memperlihatkan kerusakan akibat gesekan yang semakin besar setelah pengujian. Oleh karena itu prestasi dari kendaraan akan menurun. Secara umum perubahan parameter masih berada dalam batas yang diizinkan. Oleh karena itu setelah menjalani pengujian sejauh 3 x 10.000 km, pelumas yang dikembangkan bisa dikatakan memenuhi spesifikasi API Service CF-4.