digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Di industri, bantalan gelinding memiliki peran yang penting. Kerusakan bantalan gelinding dapat menyebabkan mesin berhenti total sehingga proses produksi berhenti dan menimbulkan kerugian yang besar. Metode getaran banyak digunakan untuk mendeteksi kerusakan bantalan, namun tidak dapat mendeteksi kerusakan dini bantalan. Metode PeakVue, Spike Energy, dan Shock Pulse banyak membantu untuk mendeteksi kerusakan dini bantalan, namun tidak memiliki standar baku seperti halnya metode getaran. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menjajaki kemungkinan digunakannya sinyal jerk dan spektrum frekuensinya guna mendeteksi kerusakan bantalan gelinding dan memantau kondisi pelumasannya. Jerk adalah turunan pertama dari percepatan. Dengan demikian, diharapkan pengukuran jerk dapat menggantikan metode getaran, PeakVue, Spike Energy, dan Shock Pulse dalam mendeteksi kerusakan bantalan. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran percepatan dan jerk pada bantalan gelinding jarum dengan variasi besar beban, jenis cacat, dan kondisi pelumasan. Pada penelitian ini juga dilakukan pengukuran percepatan, jerk, dan shock pulse pada bantalan gelinding kerucut dengan variasi kecepatan putar, besar beban, dan tingkat kerusakan bantalan. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pengukuran jerk dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan bantalan gelinding dan memantau kondisi pelumasannya. Nilai jerk lebih sensitif terhadap perubahan kecepatan putar, kondisi pelumasan, dan tingkat kerusakan bantalan daripada nilai perceptan dan shock pulse. Namun, spektrum shock pulse masih lebih baik daripada spektrum absolut percepatan dan jerk dalam hal mendeteksi cacat lokal bantalan. Level noise pada spektrum percepatan dan jerk cukup tinggi sehingga sinyal BPFO dan harmonik-harmoniknya sulit diamati.