2008 TS PP YASMIDI 1-COVER.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2008 TS PP YASMIDI 1-BAB 1.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2008 TS PP YASMIDI 1-BAB 2.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2008 TS PP YASMIDI 1-BAB 3.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2008 TS PP YASMIDI 1-BAB 4.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2008 TS PP YASMIDI 1-BAB 5.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2008 TS PP YASMIDI 1-BAB 6.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2008 TS PP YASMIDI 1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Ena Sukmana
Selama tahun 1996-2006 terjadi peningkatan pesat produksi pulp dan kertas di Indonesia dari 5,5 juta ton menjadi 16,5 juta ton. Salah satu polutan dari sebuah pabrik pulp dan kertas adalah senyawa organik terklorinasi (Adsorbable Organic Halide, AOX), yang dihasilkan sebagai konsekuensi penggunaan bahan kimia klorin (Cl2) dalam proses bleaching. AOX memiliki karakteristik beracun, bioakumulatif, karsinogen, dan persisten. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kandungan senyawa AOX pada perairan di sekitar industri pulp dan kertas, mengetahui pengaruh keberadaan industri pulp dan kertas terhadap kandungan senyawa AOX di perairan, dan evaluasi resiko kandungan AOX terhadap kehidupan aquatik dan manusia. Lokasi yang dipilih adalah sungai Siak dan sungai Kampar di Provinsi Riau, yang menerima effluent dari 2 pabrik pulp dan kertas besar yakni PT. I Dan PT. R. Hasil pengujian menunjukkan kandungan AOX dari effluent PT. I sebesar 2,330 ppm (0,0982 kg/ADT) pada pagi hari (surut) dan 3,200 ppm (0,1349 kg/ADT) pada sore hari (pasang), sedangkan untuk PT. R adalah 0,1511 ppm (0,0071 kg/ADT) pada pagi hari (surut) dan 0,5236 ppm (0,0245 kg/ADT) pada sore hari (surut). Kedua industri telah memenuhi baku mutu AOX yang berlaku di Swedia (0,2 kg/ADT). Pada kedua sungai yang diamati, penurunan konsentrasi AOX seiring dengan penurunan pH sampai kurang dari 5 serta nilai DO sampai 3 mg/L pada sungai Kampar dan 2 mg/L pada sungai Siak. Hingga jarak 16 km aliran sungai dari effluent, nilai AOX mengalami penurunan sampai dengan 98,58% (pagi/surut) dan 99,74% (sore/pasang) pada sungai Siak, serta sampai dengan 100 % (pagi/surut) dan 98,01% (sore/surut) pada sungai Kampar. Prediksi resiko AOX terhadap manusia menunjukkan bahwa ikan di sungai Siak dan Kampar dalam daerah 4 km ke hulu dan 16 km ke hilir effluent diprediksi tidak layak untuk dikonsumsi. Kandungan AOX sungai Siak lebih tinggi dibandingkan sungai Kampar, hal ini seiring dengan kandungan AOX pada effluent PT. I yang lebih tinggi dibandingkan PT. R. Sebagai badan air penerima, kondisi kualitas air sungai Siak lebih buruk dari sungai Kampar. Diperlukan penelitian lebih lanjut pada effluent setiap industri pulp dan kertas di Indonesia agar diperoleh data konsentrasi AOX yang lebih representatif termasuk identifikasi senyawa-senyawa yang terukur dalam AOX dan penetapan baku mutu AOX secara nasional bagi peruntukan air baku air minum, tanaman, peternakan, perikanan, sarana rekreasi, dan peruntukan lainnya.