digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1998 TS PP TASRIPIN SARTIYONO 1-cover.pdf


1998 TS PP TASRIPIN SARTIYONO 1-bab1.pdf

1998 TS PP TASRIPIN SARTIYONO 1-bab2.pdf

1998 TS PP TASRIPIN SARTIYONO 1-bab3.pdf

1998 TS PP TASRIPIN SARTIYONO 1-bab4.pdf

1998 TS PP TASRIPIN SARTIYONO 1-bab5.pdf

1998 TS PP TASRIPIN SARTIYONO 1-pustaka.pdf

Abstrak : Jumlah kandungan agregat kasar yang tinggi pada campuran lapis permukaan Split Mastic Asphalt (SMA) memungkinkan penggunaan kadar aspal yang tinggi. Untuk menahan aliran aspal keluar (pengeringan) dari campuran, dan agar campuran lebih tahan dari pengaruh perubahan suhu, maka diperlukan bahan tambah di dalam campuran tersebut. Roadcel-50 adalah bahan tambah produksi dalam negeri yang terbuat dari bubur kayu {pulp) dan mengandung 90% serat selulosa. Tesis ini membahas penelitian laboratorium campuran SMA dengan 0%, 0,15%, 0,3%, 0,45% dan 0,6% Roadcel-50 terhadap berat agregat plus aspal. Sebagai pembanding akan diteliti juga campuran lapis permukaan aspal beton, Tipe IV. Penelitian awal menunjukkan bahwa penambahan Roadcel-50 ke dalam aspal dapat meningkatkan titik lembek dan mengurangi nilai penetrasi aspal, serta menunjukkan adanya suatu efek penguatan. Pada penelitian ini, campuran yang memenuhi seluruh kriteria perencanaan Bina Marga dan mempunyai kadar aspal optimum dalam batas yang ditetapkan hanya campuran SMA yang terbuat dengan bahan tambah dengan kadar 0,15% dan 0,3%, sedangkan kadar aspal optimum untuk SMA tanpa bahan tambah diluar batas terendah spesifikasi Bina Marga, sementara kadar aspal optimum campuran SMA dengan kadar bahan tambah 0,45% dan 0,6% tidak dapat ditentukan, karena tidak memenuhi kriteria Marshall quotient. Penambahan Roadcel-50 pada SMA meningkatkan kapasitas campuran untuk menahan aspal didalamnya. Tebal film aspal bertambah seiring bertambahnya kadar Roadcel-50, hal ini ditunjukkan adanya peningkatan daya tahan terhadap kerusakan akibat air. Rendahnya nilai Marshall quotient dari campuran SMA dibandingkan dengan Laston, memberikan petunjuk bahwa campuran SMA tersebut lebih lentur dan tahan terhadap retak. Tebal film aspal yang lebih tinggi yang mengakibatkan peningkatan daya tahan terhadap pengerasan, menunjukkan bahwa daya tahan campuran tersebut akan bertahan dalam waktu yang lama. Pada kadar aspal optimum, stabilitas campuran Laston lebih tinggi dibandingkan dengan semua campuran SMA tersebut, yang semuanya mempunyai stabilitas setara. Sebaliknya, pada pengujian wheel tracking kinerja campuran SMA lebih baik dari pada Laston, dan ketahanan deformasi pada campuran SMA yang ditunjukkan pada pengujian ini, meningkat dengan penambahan kadar Roadcel-50. Diperlukan beberapa pengujian lain untuk meneliti secara menyeluruh terhadap ketahanan deformasi campuran SMA dan Laston. Kecuali pada pengujian wheel tracking campuran SMA dengan kadar Roadcel-50 0,15% dan 0,30% mempunyai kinerja yang hampir sama. Pertimbangan tertentu di lapangan mungkin memerlukan penggunaan kadar aditif yang lebih tinggi.