Pemanfaatan serat selulosa pada aspal beton campuran panas sebagai bahan perkerasan jalan raya telah banyak digunakan baik di dunia maupun di Indonesia yang dikenal dengan nama Split Mastic Asphalt (SMA), dimana peranan fraksi agregat kasar mendukung stabilitas yang tinggi dan tahan terhadap gaya geser. Sedangkan campuran antara aspal, pasir halus, mineral filler dan bahan tambah berupa serat selulosa membentuk suatu mastik yang memperkokoh dan menyatukan kerangka struktural (skeleton) agregat kasar sehingga campuran aspal tersebut diharapkan akan menjadi lebih kuat, aman dan tahan lama. Permasalahannya adalah bahwa serat selulosa dalam campuran aspal merupakan bahan sintesis yang mahal harganya, untuk itu tiimbul niat untuk mengganti bahan selulosa tersebut dengan bahan sejenis yang mudah didapat secara lebih murah yaitu serat bambu. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilihat secara teknis kinerja dari campuran aspal dengan bahan tambah serat bambu. Dalam penelitian ini dicoba kadar serat bambu yang ditambahkan antara 0% sampai dengan 0,4% terhadap berat total campuran; dimana prosedur penelitian baik untuk perencanaan maupun pengetesannya memakai cara yang sudah dikenal dari AASHTO, ASTM dan juga spesifikasi Bina Marga No.12/PT/B/1983. Kinerja campuran akan diteliti dengan pemeriksaan campuran memakai alat Marshall. Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa stabilitas, kelelahan dan kepadatan campuran mengalami penurunan dan persen rongga terhadap campuran mengalami peningkatan. Sehingga dapat dikatakan bahwa serat bambu sebagai bahan tambah campuran aspal dengan kadar tersebut diatas belurn dapat memperbaiki kinerja campuran aspal sebagai bahan perkerasan jalan raya