digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1987 GUNAWAN NAWAWI
PUBLIC Alice Diniarti

Baja tahan karat austenit mempunyai ketahanan korosi yang lebih baik dari baja tahan karat ferit dan martensit. Baja tahan karat dapat menjadi baja tidak tahan karat kalau terkena pemanasan. Pada baja tahan karat austenit dipanaskan (425° - 870 °C) kemudian didinginkan perlahan-la han akan terbentuk presipitasi khrom-karbida sepanjang batas butir, sehingga daerah disekitar batas butir mengalami kekurangan khrom. Akibatnya pada daerah tersebut tidak ter bentuk lapis lindung (Cr2O3) sehingga mudah terkorosi. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh korosi tegangan pada baja tahan karat austenit 304 yang mengalami berbagai perlakuan panas. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan uji tarik, uji kekerasan dan pemeriksaan struktur mikro pada baja tahan karat austenit 304 yang sebagaimana adanya (as deliver ed), heated dan quenched. Disamping itu uji tarik dan peme riksaan struktur mikro juga dilakukan terhadap tiga jenis spesimen tersebut.diatas setelah mengalami korosi tegangan dengan berbagai variasi tegangan. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan keuletan (elongation) akibat korosi tegangan. Struktur mikro mem punyai pengaruh yang besar terhadap proses korosi tegangan.Struktur mikro austenit hasil proses pemanasan yang disusul dengan quenching, ternyata memberikan penurunan keuletan yang paling kecil bila dibandingkan dengan fasa austenit dan karbida ataupun dengan fasa austenit yang mengalami cold working.