Terdapat sejumlah volume tertentu dari hidrokarbon yang dapat diproduksi secara ekonomis dari suatu sumur, lapangan atau reservoir yang biasa disebut sebagai ultimate recovery yang sebanding dengan cadangan (reserve) sebelum produksi dimulai. Sebagai akibat dari terproduksinya hidrokarbon, cadangan akan menurun seiring dengan meningkatnya produksi kumulatif, namun jumlah dari kumulatif produksi dengan cadangan harus sama dengan jumlah ultimate recovery yang diprediksi pada saat itu. Ultimate recovery sendiri mangalami perubahan seiring dengan evaluasi terhadap performa produksi sepanjang waktu hingga mencapai pada suatu titik dimana sumur harus ditutup karena produksi yang tidak ekonomis lagi. Kapan produksi suatu sumur akan dihentikan adalah suatu hal yang sangat penting untuk diketahui. Dalam kebanyakan kasus, produksi akan dihentikan sebelum sumur tersebut secara alamiah tidak mampu lagi berproduksi. Hal ini dilakukan karena produksi akan mengalami penurunan pada suatu rate dimana biaya untuk memproduksi hidrokarbon lebih besar dibandingkan pendapatan yang diperoleh dari hasil minyak tersebut terproduksi yang biasa dikenal sebagai sebagai economic limit. Pada economic limit,biaya produksi sebanding dengan harga dari hidrokarbon yang terproduksi, produksi lebih lanjut melewati titik ini akan mengakibatkan economic loss. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi rate produksi minyak yang terambil dari suatu sumur atau lapangan. Faktor geologi yang meliputi karakteristik batuan, kedalaman, ketebalan, energi alamiah reservoir, serta sifat dan karakteristik fluida reservoir diantaranya merupakan faktor yang mempunyai efek yang cukup besar. Namun perubahannya memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga efeknya tidak dapat dirasakan secara langsung. Faktor lain yang juga penting adalah mekanisme pasar global yang secara implisit terwujud dalam harga hidrokarbon dan biaya yang terkait dengan kegiatan produksi. Faktor kebijakan dari pemerintah berwenang, berikut sistem kontrak yang digunakan juga merupakan faktor utama yang memiliki pengaruh yang besar. Dalam paper ini akan diulas penurunan model persamaan economic limit untuk sistem bagi hasil yang berlaku di Indonesia, beserta analisis sensitivitas terhadap parameter parameter yang berpengaruh dalam kaitannya terhadap evaluasi sistem kontrak yang berlaku.