digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Telah dilakukan penelitian tentang perkembangan bunga clan buah pada lengkeng (Euphoria longan (Lour.) Steud.) untuk mengetahui struktur bunga dan perbungaan, perkembangan ginetium, polinasi dan pertumbuhan tabung polen dan perkembangan buah. Morfologi perkembangan bunga diamati mulai dari stadium kuncup hingga bunga mekar. Untuk pengamatan anatomi, berbagai stadium bunga dan buah dikoleksi, difiksasi dengan FAA, didehidrasi dengan seri larutan alkohol-TBA, diinfiltrasi dan ditanam dalam parafin. Bahan disayat seri setebal 6-7 um dan diwarnai dengan Hemalum Mayer. Untuk pengamatan viabilitas polen dan pertumbuhan tabung polen digunakan metoda histokimia. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada setiap perbungaan panikula berkembang bunga jantan dan bunga hermafrodit. Ginesium bersifat sinkarp dibentuk dari dua karpel dengan dua rongga ovarium. setiap rongga mengandung satu ovulum, tetapi hanya satu saja yang berkembang sempurna. Megasporogenesis bersifat monosporik, dan kantung embrio berkembang menurut tipe polygonum. Stilus bertipe padat dan di bagian tengah terdapat jaringan transmisi yang berhubungan dengan jaringan permukaan stigma dan rongga ovarium. Stigma termasuk tipe kering dan permukaannya berpapila. Antera pada bunga jantan pecah pada saat bunga mekar dan menghasilkan polen yang viabel. Sedangkan antera pada bunga hermafrodit tidak memecah dan polen yang dihasilkan tidak viabel. Setelah polinasi, polen melekat pada stigma lalu berkecambah membentuk tabung polen, yang tumbuh pada permukaan papila dan memasuki jaringan stigma melalui ruang antar sel. Tabung polen selanjutnya tumbuh diantara sel-sel jaringan transmisi stilus menuju bakal biji. Fertilisasi terjadi pada hari ke empat setelah bunga mekar. Dalam perkembangan biji, jaringan yang menonjol pada funikulus mengalami profilerasi setelah 35 hari bunga mekar, selanjutnya berkembang menjadi arilus yang menyelubungi seluruh permukaan biji. Buah yang terbentuk pada polinasi buatan mencapai 86,08 % dari bunga hermaprodit yang berkembang, meningkat 41,64 % dari polinasi alami.