COVER - Willy Septian A..pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I - Willy Septian A..pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II - Willy Septian A..pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III - Willy Septian A..pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV - Willy Septian A..pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V - Willy Septian A..pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Willy Septian Anggrayana
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Argiope appensa merupakan laba-laba jaring orbital (orb-weaver spider) asal indonesia yang
menghasilkan sutra. Riset mengenai sutra merupakan riset baru yang banyak diteliti oleh peneliti di
berbagai dunia terutama penggunaannya sebagai media tumbuh sel punca (Stem Cell). Sel punca
dibutuhkan pada bidang kedokteran sebagai terapi untuk menyembuhkan penyakit/kelainan pada
pasien yang muncul dengan berbagai produk misalnya untuk kepentingan rekayasa jaringan kartilago
dan rekayasa jaringan kulit. Sel Punca untuk dapat tumbuh membutuhkan medium nutrisi dan matriks
perlekatan yang menyokong sel punca untuk tumbuh. Material Matriks perlekatan sel punca yang
umum digunakan adalah Fibroin, serat yang berasal dari ulat sutra (Bombyx mori). Akan tetapi,
matriks dari Fibroin belum cukup optimal sehingga dicari dan ditemukan material lain yang salah
satunya adalah Spidroin, sutra laba-laba. Spidroin salah satunya dapat dihasilkan dari spesies Argiope
appensa. Tujuan akhir dari berbagai penelitian yang dilakukan terkait sutra laba-laba ini adalah
sintesis Spidroin secara in-vitro; hasil secara in-vivo membutuhkan waktu lama untuk memproduksi
spidroin dan total produksinya yang relatif sedikit. Supaya sutra bisa disintesis, perlu diisolasi dan
diidentifikasi kelenjar sutra terlebih dahulu, kelenjar sutra mana yang menghasilkan spidroin.
Sehingga, dari penelitian yang dilakukan, dianalisis struktur histologi kelenjar sutra laba-laba
Argiope appensa menggunakan metode parafin yang dibandingkan dengan laba-laba Plexippus
paykulli (famili salticidae). Famili salticidae digunakan sebagai variabel pembanding karena sutra
dari laba-laba tersebut tidak dikeluarkan untuk menangkap mangsa. Untuk memberikan kontras pada
sayatan, diberikan pewarnaan larutan Hematoxylin-Eosin dengan metode Parafin. Dari hasil
penelitian terdapat, ditemukan tiga kelenjar yang dimiliki hanya oleh Argiope appensa dan tidak
ditemukan pada Plexippus paykulli, yaitu Aggregate, Aciniform, dan Pyriform, serta dua kelenjar
yang dimiliki oleh keduanya, baik Argiope appensa maupun Plexippus paykulli yaitu Tubuliform dan
Flagelliform.