Abstrak - Fazanaila Nurul Silmi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUFA (polyunsaturated fatty acid) atau asam lemak tak jenuh ganda seperti asam dokosaheksaenoat (DHA) dikenal memiliki berbagai manfaat kesehatan. Thraustochytrid adalah protista laut yang berpotensi menjadi sumber penghasil PUFA. Produksi lipid oleh Thraustochytrid dapat mencapai 30-50% (w/w) dengan setengah proporsinya berupa PUFA. Lima isolat Thraustochytrid (K1, K2, K3, D3, dan U2) telah berhasil diisolasi dari lokasi perairan hutan mangrove berbagai daerah di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi isolat Thraustochytrid secara molekuler dan (2) Menentukan pengaruh konsentrasi awal sukrosa pada medium terhadap pola pertumbuhan, produktivitas biomassa, dan produktivitas lipid dari isolat Thraustochytrid. Metode identifikasi isolat dilakukan dengan analisis filogenetik gen Cytochrome Oxidase I (COI). Pola pertumbuhan isolat Thraustochytrid ditentukan dengan membuat kurva pertumbuhan isolat melalui pengambilan data konsentrasi sel, pH, dan biomassa kering isolat. Kandungan lipid pada biomassa kering isolat diekstraksi dengan metode Bligh & Dyer. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa kelima isolat memiliki kesamaan identitas molekuler dan berkerabat dekat dengan Aurantiochytrium sp. Isolat K2 dipilih berdasarkan viabilitas sel dan stabilitas morfologi. Kurva pertumbuhan dibuat dengan menumbuhkan isolat pada medium (sukrosa, yeast extract, monosodium glutamat) dengan salinitas 3%. Pola pertumbuhan ketiga variasi (35 g/L, 60 g/L, dan 125 g/L) menunjukkan fase eksponensial di jam ke-0 hingga jam ke-12, dilanjutkan dengan fase stasioner dari jam ke-12 hingga jam ke-120 (akhir masa inkubasi). Produktivitas biomassa tertinggi diperoleh dari variasi konsentrasi sukrosa tertinggi S_125 (125 g/L) sebesar 1,53 ± 0,31 g/L. Produktivitas lipid tertinggi diperoleh dari variasi konsentrasi sukrosa terendah S_35 (35 g/L) sebesar (0,25 ± 0,02 g/L). Variasi konsentrasi awal sukrosa tidak memberikan perbedaan signifikan terhadap nilai produktivitas biomassa dan produktivitas lipid (p-value>0,05). Perbedaan signifikan ditunjukkan oleh fraksi
lipid yang dihasilkan. Fraksi tertinggi diperoleh dari variasi konsentrasi sukrosa terendah S_35 (35 g/L) sebesar 19,74% ± 0,77% (p-value<0,05). Hal ini dapat disebabkan oleh keterbatasan isolat dalam memanfaatkan sukrosa sebagai sumber karbon dan juga inhibisi biosintesis lipid akibat konsentrasi sukrosa yang terlampau tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa isolat K2 memiliki kekerabatan terdekat dengan Aurantiochytrium sp.. Konsentrasi awal sukrosa dengan rentang 35-125 g/L tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas biomassa dan produktivitas lipid dari isolat K2, namun berpengaruh signifikan terhadap fraksi lipid.