digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dokumen Asli
PUBLIC Open In Flip Book Dessy Rondang Monaomi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki transisi pasar listrik di sistem Jawa-Bali ke model Pembeli Tunggal Independen (ISB) guna mengoptimalkan biaya operasional dan meningkatkan efisiensi. Studi ini menilai tiga skenario, dengan menekankan efek dari keterbatasan operasional, termasuk Faktor Kapasitas minimum (CF) untuk pembangkit listrik PLN dan Faktor Ketersediaan per Bulan (AFpm) untuk Produsen Listrik Independen. (IPP). Hasilnya menunjukkan bahwa menghilangkan kendala-kendala ini dalam Skenario 3 memfasilitasi pengiriman urutan merit yang optimal, memprioritaskan pembangkit yang efisien seperti PLTU Jawa 7 dan Hydro Area 1, sehingga mencapai biaya operasional terendah. Sebaliknya, Skenario 1 dan 2, yang ditandai dengan batasan yang berbeda, menghasilkan ketidakefisienan dan biaya yang lebih tinggi. Studi ini menyoroti hambatan legislatif yang substansial, terutama yang berasal dari Undang-Undang No. 30/2009, yang mengkonsolidasikan pasar listrik di bawah PLN, sehingga membatasi kerangka kompetitif seperti ISB. Kekurangan infrastruktur, seperti integrasi energi terbarukan yang tidak memadai dan kurangnya teknologi smart grid, menghambat pergeseran tersebut. Rekomendasi termasuk adopsi ISB secara bertahap, perubahan regulasi, investasi dalam peningkatan infrastruktur, dan penerapan sistem tarif yang adil yang menyeimbangkan efisiensi dan keterjangkauan. Studi ini menemukan bahwa pengenalan ISB dapat merevolusi pasar listrik Indonesia dengan meningkatkan transparansi, keberlanjutan, dan kesiapan untuk kebutuhan energi di masa depan.