Kendaraan otonom memiliki potensi besar untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi
transportasi. Namun, kemampuan sistem persepsi kendaraan otonom saat ini masih terbatas
dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, kabut tebal, atau badai salju.
Sensor-sensor utama seperti kamera, lidar, dan radar mengalami penurunan kinerja signifikan
dalam cuaca buruk. Hal ini menyebabkan berkurangnya jarak pandang, deteksi objek yang
tidak akurat, dan klasifikasi lingkungan yang tidak tepat, sehingga membahayakan keselamatan
pengemudi dan penumpang. Performa deteksi objek model deep learning pada kendaraan
otonom cukup baik, namun masih menghadapi tantangan yaitu jika beroperasi pada kondisi
cuaca ekstrem. Untuk mengatasi masalah ini, diusulkan kerangka deteksi objek baru yang
disebut MIRSA+YOLOV7MOD+M3CBAM, yang dirancang untuk lingkungan lalu lintas
dalam kondisi cuaca cukup ekstrem (hujan, kabut, malam+hujan).
Kebaruan dari penelitian adalah suatu framework yang merupakan gabungan dari modul
denoising dan modul deteksi, arsitektur baru model denoising MIRSA yang merupakan
modifikasi MIRNet-v2 dengan penambahan layer self-attention (SA), dan arsitektur baru
YOLOv7-MOD dengan penambahan layer deformable convolution (DC) dan multiscale
convolution block attention module (M3CBAM). Penelitian ini juga menghasilkan kumpulan
dataset gambar lalu lintas (LLD) saat hujan dan cahaya redup yang digunakan untuk pelatihan.
Pengambilan data dan anotasi mengikuti kaidah yang diterapkan pada dataset KITTY sehingga
dapat dijadikan referensi untuk pengembangan selanjutnya. Eksperimen komparatif dengan
metode terbaru secara visual dan kuantitatif mengkonfirmasi keefektifan model yang
diusulkan, menunjukkan kemampuannya untuk menyempurnakan gambar, sehingga
menghasilkan pengenalan yang lebih jelas. Metode ini mencapai skor tertinggi di seluruh
kategori konsentrasi kabut, dengan nilai mAP tertinggi masing-masing sebesar 75.24%,
83.91%, dan 90.74% untuk kategori kabut tinggi, sedang, dan ringan. Sedangkan pada
pengujian saat kabut, kondisi hujan dan kondisi malam+hujan dengan pencahayaan kurang ada
peningkatan masing-masing sebesar 3.88%, 3.74% dan 2.70% dibanding metode sebelumnya.
Perbedaan akurasi deteksi terkait penggunaan model MIRSA dan MIRNet-v2 sekitar 2-3%
untuk masing-masing kondisi. Hal ini memperkuat bahwa model yang dikembangkan dapat
diandalkan untuk sistem persepsi kendaraan otonom pada kondisi lingkungan cuaca cukup
ekstrem dan pencahayaan kurang.