Penyimpanan Pemanfaatan Penangkapan Karbon (Carbon Capture Utilization Storage/CCUS) pada formasi geologi (misalnya pada kegiatan Peningkatan Produksi Minyak atau Gas) memberikan solusi untuk mengurangi emisi CO2 namun tetap berpotensi menyimpan masalah operasional, seperti fenomena permasalahan pasir di sumur produksi. Studi ini melakukan beberapa pekerjaan eksperimen laboratorium (di antaranya pengukuran komposisi ion pada air, massa kering, Difraksi Sinar-X (XRD), Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS), sayatan tipis petrografi dan pengukuran gelombang elastis) dengan menggunakan peralatan CO2-air-batuan batch untuk mengamati pelarutan mineral, perubahan struktur pori serta perubahan sifat fisik batuan akibat interaksi CO2-air-batuan.
Penelitian ini menggunakan sampel singkapan batupasir kaya dolomit dari Formasi Air Benakat, Sumatera Selatan, Indonesia. Hasil eksperimen kami berhasil mengamati pelarutan dolomit, terbentuknya porositas sekunder, serta penurunan kekuatan batuan secara tidak langsung karena interaksi CO2-air-batuan. Hasil pengukuran kecepatan gelombang elastis (yaitu gelombang P & S) kemudian digunakan untuk mengobservasi efek interaksi CO2-air-batuan terhadap model prediksi kepasiran. Lalu, model kepasiran menunjukkan bahwa dengan mempertimbangkan interaksi CO2-air-batuan dapat membantu merancang strategi pengelolaan pasir yang lebih baik di sumur produksi.