2015_TA_PP_LOUISA_REBEKA_PANGGABEAN_1-BAB_1.pdf
Terbatas  hidayat
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  hidayat
» Gedung UPT Perpustakaan
2015_TA_PP_LOUISA_REBEKA_PANGGABEAN_1-BAB_2.pdf
Terbatas  hidayat
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  hidayat
» Gedung UPT Perpustakaan
2015_TA_PP_LOUISA_REBEKA_PANGGABEAN_1-BAB_3.pdf
Terbatas  hidayat
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  hidayat
» Gedung UPT Perpustakaan
2015_TA_PP_LOUISA_REBEKA_PANGGABEAN_1-BAB_4.pdf
Terbatas  hidayat
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  hidayat
» Gedung UPT Perpustakaan
2015_TA_PP_LOUISA_REBEKA_PANGGABEAN_1-BAB_5.pdf
Terbatas  hidayat
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  hidayat
» Gedung UPT Perpustakaan
2015_TA_PP_LOUISA_REBEKA_PANGGABEAN_1-BAB_6.pdf
Terbatas  hidayat
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  hidayat
» Gedung UPT Perpustakaan
2015_TA_PP_LOUISA_REBEKA_PANGGABEAN_1-BAB_7.pdf
Terbatas  hidayat
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  hidayat
» Gedung UPT Perpustakaan
Proyek perancangan Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) di Jalan Soekarno Hatta Bandung
dilatarbelakangi oleh pertumbuhan jumlah jemaat GKPI Bandung di Jalan Ciliwung yang terus
meningkat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan jumlah jemaat ini memicu dibaginya jemaat menjadi
dua berdasarkan wilayah tempat tinggal. GKPI di Bandung Timur pun dibentuk karena sekitar 50% dari
jumlah jemaat keseluruhan bertempat tinggal di kawasan Bandung Timur. Oleh karena itu, proyek
perancangan gereja ini pun dibuat untuk dapat menyelesaikan masalah kapasitas gereja. Gereja
merupakan tempat ibadah dan membutuhkan suasana yang tenang dan khusyuk. Lokasi gereja yang
terletak di kawasan urban tentunya menimbulkan gereja akan mengalami masalah kebisingan. Selain
itu, Jalan Soekarno Hatta yang padat menimbulkan permasalahan aksesibilitas dan sirkulasi menuju
gereja yang tentunya harus diselesaikan.
Tujuan perancangan dari gereja ini adalah merancang bangunan ibadah bagi 602 jemaat yang
tinggal di daerah Bandung Timur. Bangunan ibadah yang dirancang harus dapat memiliki ruang
ekstensi untuk menampung jemaat yang dapat terus bertumbuh ke depannya. Selain merancang
bangunan ibadah, dibutuhkan fasilitas-fasilitas penunjang seperti, kantor, aula, ruang kelas, rumah
pendeta, dan parkir kendaraan.
Konsep yang diterapkan dalam perancangan gereja ini adalah gereja sebagai wadah komunitas
jemaat yang menyatukan nilai-nilai budaya Batak dan ajaran Kristen. Jemaat yang didominasi oleh
suku Batak memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi dilihat dari budaya dan kebiasaan-kebiasaan yang
tidak dapat dilepas dari jemaat. Kebiasaan tersebut adalah berkumpul dan berdiskusi. Perancangan
gereja dituntut untuk dapat menciptakan ruang-ruang berkumpul bagi jemaat untuk dapat
berinteraksi dan berdiskusi serta menciptakan kehidupan jemaat yang berfokus pada iman.