2008 TA PP MAYA SISKA GIRSANG 1-COVER.pdf
2008 TA PP MAYA SISKA GIRSANG 1-BAB1.pdf
2008 TA PP MAYA SISKA GIRSANG 1-BAB2.pdf
2008 TA PP MAYA SISKA GIRSANG 1-BAB3.pdf
2008 TA PP MAYA SISKA GIRSANG 1-BAB4.pdf
2008 TA PP MAYA SISKA GIRSANG 1-BAB5.pdf
2008 TA PP MAYA SISKA GIRSANG 1-PUSTAKA.pdf
Raksa memiliki beberapa kelebihan sebagai salah satu bahan yang digunakan untuk elektroda kerja. Raksa memiliki potensial lebih hidrogen yang tinggi yang memperluas jendela potensial katodik yang memungkinkan elektroda raksa digunakan untuk menganalisis logam dengan nilai potensial sel negatif. Selain itu, juga dapat membentuk amalgam dengan banyak jenis logam. Namun, raksa tidak dapat membentuk amalgam secara langsung dengan arsen sehingga dibutuhkan adanya penggunaan Cu(II). Adapun jenis elektroda raksa yang telah banyak digunakan sebelumnya yaitu elektroda tetes raksa menggantung. Pada penelitian ini dibuat suatu jenis elektroda raksa lainnya yaitu elektroda lapis tipis raksa pada permukaan kawat tembaga untuk menganalisis arsen(III) menggunakan teknik voltametri lucutan katodik gelombang diferensial. Dari hasil karakterisasi diperoleh nilai standar deviasi relatif sebesar 7,88% untuk pengukuran berulang As(III) 30 ppb. Kurva kalibrasi pada rentang 10 ppb–100 ppb menunjukkan kelinearan yang baik dengan limit deteksi 8,67 ppb dan persen perolehan kembali berkisar antara 99,06%-101,77%. Kinerja elektroda ini kemudian dibandingkan dengan elektroda lapis tipis raksa pada permukaan pasta karbon-silika. Nilai standar deviasi relatif yang diperoleh sebesar 8,76% untuk pengukuran berulang As(III) 47 ppb. Adapun daerah linier untuk masing-masing larutan standar yaitu 1 ppb-10 ppb dengan limit deteksi 0,85 ppb dan persen perolehan kembali berkisar antara 93,42%-101,52%. Hasil yang diperoleh menunjukkan elektroda lapis tipis raksa pada permukaan pasta karbon-silika memiliki sensitivitas yang lebih baik untuk digunakan dalam pengukuran arsen(III).