Data neraca sumber daya dan cadangan mineral Indonesia memiliki bagian yang sifatnya terbuka dan rahasia, yang menjadikannya bersifat terbuka sebagian. Kekhawatiran akan kerahasiaan, keamanan serta keaslian data kerap menjadi kendala dalam berbagi data terutama untuk data yang bersifat rahasia. Blockchain muncul sebagai teknologi yang menawarkan pembuatan dan pengelolaan basis data terdistribusi yang terdesentralisasi, transparan, dan tidak dapat diubah (immutable). Blockchain memungkinkan banyak pengguna yang tidak saling mempercayai satu sama lain untuk menyepakati atau menyetujui suatu data. Penggunaan access control yang tepat dan implementasi teknik kriptografi AES-256-CBC yang menggunakan kombinasi antara Identity Based Encryption (IBE) dan Attribut Based Encryption (ABE) dengan bilinear pairing untuk key-agreemet dinilai dapat meningkatkan keamanan terhadap data yang bersifat rahasia. Untuk meningkatkan efisiensi penyimpanan dan skalabilitas sistem, penelitian ini mengusulkan skema penyimpanan data yang menggabungkan teknologi blockchain dan Interplanetary File System (IPFS). Hasil evaluasi menunjukan fungsionalitas dasar yang terpenuhi dengan rata-rata response time yang tidak jauh berbeda dengan rensponse time untuk data yang tidak dienkripsi. Pengujian terhadap kesamaan kunci enkripsi yang dipegang user menunjukan sampai dengan 1.000.000 random sampel, tidak ada kunci yang sama antar user. Sedangkan response time dari 100, 1000 dan 5000 transaksi tambah data menunjukan nilai yang cukup stabil sehingga mendukung untuk skalabilitas.