digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Muhammad Nashir Akrom
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Nashir Akrom
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Nashir Akrom
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Nashir Akrom
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Nashir Akrom
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Nashir Akrom
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PT AMMAN Mineral Nusa Tenggara (PT AMNT) menerapkan metode stockpile di ruang terbuka dalam menyimpan bijih tembaga berkadar rendah. PT AMNT berencana dalam mengolah bijih tersebut. Namun, bijih yang ditimbun di ruang terbuka dapat mengalami oksidasi sehingga menurunkan perolehan tembaga ketika diflotasi. Dalam meningkatkan perolehan tembaga diperlukan metode sulphidization potential control. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan metode sulphidization potential control dengan menentukan parameter conditioning time, dosing point, dan sulphidization potential level yang dapat menghasilkan perolehan tembaga yang optimum pada masing-masing variasi derajat oksidasi. Derajat oksidasi pada PT AMNT disebut sebagai ACRAT. Serangkaian percobaan flotasi dengan metode sulphidization potential control dilakukan untuk menentukan conditioning time, dosing point, dan sulphidization potential level yang optimum pada berbagai variasi ACRAT. Variasi ACRAT terdiri dari very high, high, medium, dan low ACRAT. Percobaan flotasi dengan variasi conditioning time dilakukan dengan variasi 30, 60, 90, 120, 180 dan 300 detik pada tipe bijih very high ACRAT. Lalu, divariasikan dosing point pada stage (1, 2, 3, 4), (2, 3, 4), (3, 4) dan (4) dengan conditioning time 60 detik pada tipe bijih very high, high, dan medium ACRAT. Kemudian, divariasikan potential sulphidization level 0, -150, -300, -450, dan -600 mV dengan dosing point pada stage (1, 2, 3, 4), dan conditioning time sebesar 60 detik pada very high, high, medium, dan low ACRAT. Percobaan dimulai dengan sampling bijih stockpile, preparasi sampel stockpile, dilanjutkan dengan homogenisasi dan pembagian sampel, setelah itu dilakukan analisis kadar umpan, penentuan waktu gerus, kemudian dilakukan percobaan flotasi. Hasil produk flotasi ditimbang berat keringnya dan dianalisis kadar Cu dan acid soluble copper (AsCu) menggunakan atomic absorption spectroscopy (AAS). Hasil percobaan menunjukkan conditioning time 60 detik memberikan hasil optimum dengan perolehan tembaga sebesar 72,67% dan kadar tembaga sebesar 12,38%. Dosing point pada stage (1, 2, 3, 4) dengan conditioning time 60 detik memberikan hasil optimum pada variasi medium, high, dan very high ACRAT dengan perolehan tembaga secara berturut-turut sebesar 83,13%, 78,64%, dan 71,31%. Sulphidization potential level sebesar -450 mV dengan dosing point (1, 2, 3,4) dan conditioning time 60 detik memberikan hasil optimum pada variasi bijih low, medium, high, dan very high ACRAT dengan perolehan tembaga secara beturut-turut sebesar 95,55%, 83,62%, 79,11% dan 74,63%.