Dokumen Asli
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah aspek penting dalam operasional
industri, terutama di sektor pertambangan yang memiliki risiko tinggi terhadap
kecelakaan dan bahaya kesehatan. Pengawasan K3 bertujuan untuk mencegah
kecelakaan kerja dan melindungi kesehatan para pekerja, yang merupakan aset
penting bagi keberlanjutan operasional perusahaan. Di area tambang, lingkungan
kerja yang kompleks dan berisiko tinggi memerlukan pengawasan yang ketat dan
berkelanjutan untuk memastikan bahwa semua kegiatan berjalan sesuai dengan
standar keselamatan yang ditetapkan. PT. X sebuah perusahaan tambang di
Indonesia menerapkan pengawasan menggunakan sistem Mining Eyes Analytics
yang berbasis kamera CCTV dan algoritma YOLOv4 untuk mendeteksi deviasi
atau kondisi tidak aman di area pertambangan, objek yang dideteksi yaitu person,
Heavy-Duty Truck (HD), dan Light Vehicles (LV). Namun, pengawasan ini masih
memiliki kelemahan dalam mendeteksi objek kecil, objek dalam kondisi
pencahayaan buruk, dan kesalahan deteksi yang cukup sering terjadi. Penelitian ini
berfokus pada deteksi objek berbasis YOLOv8 untuk mengatasi kelemahan
tersebut. Model YOLO yang digunakan adalah YOLOv8, YOLOv8 yang
dimodifikasi pada bagian head untuk meningkatkan kemampuan deteksi multi
skala, dan BGF-YOLO yang mencakup optimasi deteksi multi skala dan penerapan
mekanisme perhatian (attention mechanism) dalam proses feature fusion untuk
meningkatkan fokus model. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data
area tambang pada siang hari yang mencakup berbagai kondisi lingkungan
tambang, termasuk pencahayaan yang buruk dan objek yang tumpang tindih dengan
total jumlah data yang digunakan yaitu 11000.
Hasil evaluasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa model BGF-YOLO
memberikan kinerja terbaik dibandingkan model-model lainnya. BGF-YOLO
mencapai precision sebesar 94.9%, recall sebesar 91.1%, dan mean average
precision (mAP@50) sebesar 86.5%. Sedangkan model YOLOv8 yang dioptimasi
memiliki precision paling tinggi sebesar 96.7% tetapi secara kinerja keseluruhan
masih di bawah BGF-YOLO dan YOLOv8. Hal tersebut terjadi karena dengan
penambahan head objek mampu mendeteksi secara akurat tetapi menyebabkan
model menjadi kurang sensitif terhadap data baru.