BAB 1 Justin Naek H T
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Justin Naek H T
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Justin Naek H T
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Justin Naek H T
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Justin Naek H T
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Justin Naek H T
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Dalam perencanaan tambang bawah tanah, konstruksi sebuah terowongan harus
memperhatikan kondisi batuan di sekitarnya. Kondisi batuan memengaruhi zona
keruntuhan yang mungkin terjadi pada terowongan. Ketebalan zona runtuhan dapat
dimodelkan dengan perangkat lunak RockScience 2 (RS2). Pemodelan akan
dilakukan menggunakan kriteria Mohr Coulomb dan Hoek Brown untuk
membandingkan zona plastis yang dihasilkan dan mengetahui apakah nilai Factor
of Safety sesuai dengan zona plastis dari kedua keriteria tersebut . Berdasarkan
pemodelan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa zona keruntuhan yang
dihasilkan dengan kriteria Hoek-Brown lebih kecil dibandingkan dengan kriteria
Mohr Coulomb. Hal ini disebabkan oleh pendekatan kriteria Hoek Brown yang
menggunakan parameter kohesi (c) dan sudut gesek dalam (?) dengan konstanta
material mb dan konstanta massa batuan s yang nilainya lebih kecil. Hasil
perhitungan secara teoritis didapatkan nilai Factor of Safety dari kriteria Hoek-
Brown lebih kecil dariapda Mohr- Coloumb.