digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Rival Ramdhan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Menurut Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), kebutuhan minyak Indonesia akan terus mengalami peningkatan hingga di tahun 2050 akan menyentuh angka 3,97 juta barel minyak per hari atau 250% dibandingkan konsumsi saat ini. Dalam mendukung upaya ini instalasi jalur pipa baru diharapkan akan menambah produktivitas eksplorasi migas di Indonesia. Namun, dalam proses pergelaran pipa bawah laut harus memenuhi standar kriteria agar tidak terjadi kegagalan pada proses instalasi pipa bawah laut. Selain itu, panjang bentang bebas yang diizinkan setelah as laid selama kondisi instalasi hingga operasi perlu dianalisis agar tidak terjadi kegagalan akibat VIV atau beban berlebih pada bentang bebas pipa bawah laut. Studi ini melakukan konfigurasi lay barge selama proses instalasi pipa bawah laut menurut standar DNV-ST-F101 dan analisis panjang bentang bebas yang diizinkan berdasarkan kriteria desain standar DNV-RP-F105 untuk pipa grade X52 dengan diameter 12,75 in, tebal dinding 19,1 mm, dan tebal selimut beton 76,5 mm. Studi ini melakukan konfigurasi lay barge dengan beban gelombang dan arus untuk arah 0°, 45°, 90°, 135°, 180°, 225°, 270°, dan 315° dengan hasil luaran tegangan dan regangan yang terjadi selama proses instalasi dan membandingkannya dengan tegangan izin, regangan izin, dan kriteria concrete crushing. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, tegangan dan regangan maksimum selama proses instalasi pipa bawah laut terjadi untuk kombinasi beban gelombang dan arus pada arah 90°.