digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Minyak biji Jarak Kepyar merupakan komoditas yang sangat berpotensi untuk digunakan atau diolah menjadi produk turunan di bidang non-pangan. Hal tersebut dikarenakan minyak ini memiliki racun yang tidak baik jika dikonsumsi, berbeda dengan minyak nabati lain seperti kelapa sawit yang dapat dikonsumsi. Minyak biji Jarak Kepyar ini diperoleh dari ekstraksi biji Jarak Kepyar yang kemudian diolah lebih lanjut sehingga dapat menjadi bahan baku untuk pembuatan minyak dasar pelumas. Penelitian ini bertujuan untuk membuat minyak dasar pelumas dari minyak biji Jarak Kepyar dengan bantuan katalis Na-ZSM-5, PTSA, dan SnCl2 melalui 3 tahap reaksi. Reaksi pertama merupakan reaksi saponifikasi antara minyak jarak dan NaOH (rasio mol 1:6) dengan kondisi operasi 70oC dan 1 bar. Selanjutnya, produk sabun risinoleat yang dihasilkan dari proses tersebut akan direaksikan dengan H2SO4 (rasio mol 1:2) pada reaksi asidulasi dengan kondisi operasi 80oC dan 1 bar untuk membuat asam lemak risinoleat. Asam lemak risinoleat ini kemudian akan diesterifikasi dengan Trimethylolpropane (TMP) pada temperatur 140oC secara vakum untuk membuat minyak dasar pelumas. Penelitian ini akan dilaksanakan dengan 6 variasi yang terdiri dari 2 variasi rasio mol asam risinoleat dan TMP (3:1 dan 2:1) pada 3 variasi katalis (Na-ZSM-5, PTSA, dan SnCl2). Berdasarkan hasil penelitian, variasi base oil dengan angka asam dan indeks viskositas paling baik adalah yang menggunakan katalis PTSA dengan rasio mol reaktan FA terhadap TMP yaitu 2:1 (AV 1,16 mg KOH/g sampel dan IV 216). Meskipun begitu, variasi dengan range viskositas paling mendekati dengan kondisi iklim di Indonesia adalah sampel dengan katalis SnCl2 dan rasio mol reaktan FA terhadap TMP yaitu 2:1 (Viskositas kinematik 100oC sebesar 15,15 cSt). Begitu pun pada aspek keekonomian, sampel dengan katalis SnCl2 diproyeksikan akan mendapat gross profit margin tinggi yaitu sebesar 22%. Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap riset, teknologi, serta inovasi di bidang hilirisasi produk-produk berbasis nabati di Indonesia semakin meningkat.