![](https://digilib.itb.ac.id/assets/icon/pdf.gif)
![](https://digilib.itb.ac.id/assets/icon/pdf.gif)
BAB 1 Ilham Muhammad Adriansyah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
![](https://digilib.itb.ac.id/assets/icon/pdf.gif)
BAB 2 Ilham Muhammad Adriansyah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
![](https://digilib.itb.ac.id/assets/icon/pdf.gif)
BAB 3 Ilham Muhammad Adriansyah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
![](https://digilib.itb.ac.id/assets/icon/pdf.gif)
BAB 4 Ilham Muhammad Adriansyah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
![](https://digilib.itb.ac.id/assets/icon/pdf.gif)
BAB 5 Ilham Muhammad Adriansyah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
![](https://digilib.itb.ac.id/assets/icon/pdf.gif)
PUSTAKA Ilham Muhammad Adriansyah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Paduan entropi tinggi merupakan paduan yang terdiri dari lima atau lebih unsur dengan perbandingan equiatomic atau near-equiatomic, dengan beberapa tambahan unsur minor. Komposisi unsur dalam paduan entropi tinggi mempengaruhi struktur mikro paduan, menjadikannya berpotensi untuk penggunaan pada temperatur tinggi. Paduan logam digunakan pada temperatur tinggi untuk berbagai keperluan, seperti untuk ruang pembakaran dan nosel roket. Penguasaan teknologi roket penting untuk ketahanan suatu negara, namun tidak banyak negara maju yang ingin berbagi terkait teknologi roket. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan material yang handal untuk ruang pembakaran dan nosel roket. Dalam penelitian ini, diuji ketahanan hot corrosion dari paduan entropi tinggi Al0,75CoCrFeNi untuk mempelajari kemungkinan penggunaannya pada temperatur tinggi dalam lingkungan pembakaran yang mengandung garam sulfat dengan mode operasi siklik.
Dilakukan serangkaian percobaan untuk mempelajari ketahanan hot corrosion paduan entropi tinggi Al0,75CoCrFeNi. Percobaan diawali dengan peleburan paduan dalam tanur busur listrik DC tunggal dan dilanjutkan dengan homogenisasi pada temperatur 1100°C selama 10 jam dalam keadaan inert. Pengujian hot corrosion siklik dilakukan pada temperatur 1100°C dalam campuran lelehan garam 50% berat Na2SO4 dan 50% berat V2O5 dengan pemanasan selama 1 jam di dalam tanur tabung horizontal dan pendinginan di luar tanur selama 15 menit dengan penimbangan setiap siklusnya. Variasi jumlah siklus dalam penelitian ini yaitu 5 siklus, 10 siklus, 15 siklus, dan 25 siklus. Sampel hasil pengujian kemudian dikarakterisasi menggunakan XRD, SEM-EDS, dan mikroskop optik.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, paduan entropi tinggi Al0,75CoCrFeNi memiliki struktur mikro FCC dan BCC pada keadaan as-cast. Fasa BCC kemudian terbagi menjadi fasa A2 (disordered BCC) dan B2 (ordered BCC). Selama pengujian hot corrosion, fasa BCC terdeplesi di dekat batas butir dan di permukaan paduan karena Al membentuk oksida sehingga kadar Al pada daerah tersebut menurun. Kinetika hot corrosion yang diamati memiliki 3 tahapan, yaitu kinetika logaritmik pada siklus 1-5 dengan nilai tetapan 0,953 mg.cm-2.jam-1, kinetika linier pada siklus 6-10 dengan nilai tetapan -5,518 mg.cm-2.jam-1, dan kinetika linier pada siklus 11-25 dengan nilai tetapan -17,373mg.cm-2.jam-1. Peristiwa hot corrosion diawali dengan pembentukan Al2O3 di bagian terluar, dilanjutkan dengan Cr2O3 di bawahnya, dan campuran oksida unsur pemadu lainnya serta spinel di bagian terdalam lapisan oksida. Selanjutnya, terjadi penetrasi lelehan garam karena terbentuknya CrS dan Fe2(SO4)3 melalui mekanisme acid fluxing. Ketika lelehan garam bersifat basa CrS akan berubah kembali menjadi Cr2O3 dan tereduksi kembali menjadi Cr oleh Al, menghasilkan Al2O3.