digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK - Billy Tanadi
PUBLIC Alice Diniarti

Tanah ekspansif adalah tanah yang mengalami perubahan volume jika terjadi perubahan kadar air. Perubahan volume dari tanah ekspansif akan memberikan tekanan pada struktur di permukaan tanah, sehingga menyebabkan kerusakan pada struktur tersebut. Sebagai negara tropis yang didominasi oleh tanah lempung, Indonesia memiliki sejumlah wilayah dengan tanah ekspansif. Oleh karena itu perlu ada usaha perbaikan tanah ekspansif di Indonesia. Salah satu metode untuk memperbaiki tanah ekspansif adalah penambahan bahan tertentu ke tanah ekspansif, atau dikenal juga dengan metode stabilisasi tanah. Pasir memiliki potensi sebagai bahan stabilisasi tanah ekspansif, karena sifatnya yang non-plastis, tidak ekspansif, dan mudah dipadatkan. Namun, pengaruh gradasi dan ukuran butiran pasir yang digunakan untuk memperbaiki tanah ekspansif belum banyak diteliti. Pada penelitian ini diteliti pengaruh gradasi pasir dan ukuran butiran pasir yang digunakan untuk memperbaiki tanah ekspansif. Pada penelitian ini, digunakan dua tanah ekspansif dari Sungai Cipamingkis, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor dan Desa Kondangsari, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon. Pengujian pada tanah asli dilakukan untuk mengetahui distribusi ukuran partikel, batas Atterberg, kepadatan maksimum dan kadar air optimum dengan kompaksi Standard Proctor, kuat tekan bebas, pengembangan satu dimensi, nilai metilen biru, mineralogi dengan uji X-Ray Diffraction (XRD), dan mikrostruktur tanah dengan uji Scanning Electron Microscope (SEM). Kemudian, kedua sampel tanah ekspansif dicampur pasir dengan berbagai gradasi dan ukuran. Pasir yang digunakan adalah pasir kuarsa dengan empat ukuran berbeda. Untuk memperoleh variasi gradasi pasir, pasir kuarsa dicampur dengan komposisi tertentu agar diperoleh gradasi artifisial rencana. Pengaruh penambahan pasir pada tanah ekspansif dianalisis terhadap nilai batas Atterberg, kepadatan kering maksimum, kadar air optimum, kuat tekan bebas, potensi pengembangan, tekanan pengembangan, dan nilai metilen biru. Dianalisis juga pengaruh gradasi dan ukuran butiran pasir yang digunakan untuk memperbaiki tanah ekspansif terhadap parameter kepadatan kering maksimum, kadar air optimum, kuat tekan bebas, potensi pengembangan, dan tekanan pengembangan. Ditentukan kadar pasir dan gradasi pasir yang paling efektif untuk memperbaiki tanah ekspansif dari setiap parameter tersebut. Berdasarkan batas Atterberg, nilai metilen biru, komposisi mineral, dan potensi pengembangannya, kedua tanah ekspansif diidentifikasi sebagai tanah ekspansif dengan tingkat pengembangan sangat tinggi. Kemudian dari hasil pencampuran tanah ekspansif dengan pasir, diperoleh bahwa penambahan pasir mengurangi batas Atterberg, namun tidak signifikan. Penambahan pasir pada kedua tanah meningkatkan kepadatan kering maksimum, menurunkan kadar air optimum, dan memperbaiki bentuk kurva kompaksi yang tidak beraturan menjadi beraturan. Penambahan pasir meningkatkan kuat tekan bebas tanah Cirebon hingga kadar 10% pasir dan tanah Cipamingkis hingga kadar 20% pasir. Pada kadar pasir 20%, tanah Cirebon mengalami penurunan kuat tekan bebas. Perbedaan kadar pasir ini dipengaruhi oleh komposisi mineral sampel tanah Cirebon yang mengandung mineral ekspansif lebih banyak dibandingkan tanah Cipamingkis, sehingga lebih sensitif terhadap material stabilisator. Penambahan pasir mampu mengurangi nilai potensi pengembangan untuk kedua tanah. Pengaruh penambahan pasir pada tekanan pengembangan tidak dapat diselidiki karena ketidakcocokan metode pengujian dengan sampel tanah. Penambahan pasir mampu mengurangi nilai metilen biru kedua tanah. Dengan mengombinasikan pasir dan kapur, nilai metilen biru turun lebih baik dibandingkan menggunakan pasir saja. Pasir seragam dengan ukuran butiran halus (0,1-0,5 mm) lebih cocok digunakan untuk meningkatkan kuat tekan bebas tanah ekspansif. Pasir dengan gradasi beragam (well graded) dan berukuran medium dan kasar lebih efektif untuk meningkatkan kepadatan kering maksimum dan menurunkan kadar air optimum, namun pengaruh gradasi pasir tidak signifikan terhadap kenaikan kepadatan kering maksimum. Pasir seragam berukuran medium (0,5-1 mm dan 1-2 mm) lebih efektif untuk menurunkan potensi pengembangan dan tekanan pengembangan, namun pengaruh gradasi dan ukuran butiran pasir tidak signifikan pada penurunan potensi pengembangan dan tekanan pengembangan. Tanah Cirebon dengan kadar mineral ekspansif yang lebih tinggi lebih sensitif untuk diperbaiki dibandingkan tanah Cipamingkis, sehingga hanya dapat diperbaiki sedikit dengan pasir sebelum terjadi penurunan parameter kuat tekan bebas. Gradasi pasir yang paling efektif untuk memperbaiki tanah ekspansif berada di rentang pasir bergradasi seragam berukuran medium halus (0,5-1 mm) untuk memperbaiki kepadatan, kuat tekan bebas, dan pengembangan tanah ekspansif.