Perpustakaan Digital ITB

Pembuatan parfum berbasis fungi masih jarang dilakukan, dan pemanfaatan potensi fungi untuk dapat menghasilkan senyawa aroma yang dapat dijadikan bahan baku parfum masih kurang diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk dapat memperluas pemahaman mengenai potensi fungi untuk menghasilkan senyawa aroma yang dapat digunakan untuk bahan baku parfum. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel tanah di Lebak Siliwangi menggunakan auger, lalu menumbuhkan fungi dari sampel dengan teknik serial dilution dan spread pada medium Potato Dextrose Agar dan Sabouraud Dextrose Agar, kemudian dilanjutkan dengan proses isolasi menggunakan teknik streak dan tanam, kemudian isolat yang didapat diseleksi dengan 2 tahap penginderaan, dan 2 isolat terpilih dianalisis lebih lanjut dengan Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS) untuk karakterisasi senyawa kimianya dan dilakukan sekuensing dengan Sanger Sequencing untuk identifikasi berbasis marka DNA ITS. Dari penelitian ini, diperoleh 15 isolat fungi, 4 isolat fungi dianggap berpotensi, dan 2 isolat paling berpotensi dalam menghasilkan senyawa aroma yang dapat digunakan sebagai bahan baku parfum berbasis penginderaan. Selain itu, didapatkan senyawa-senyawa aroma yang paling berpengaruh salah satu isolat yakni senyawa beraroma minty (2- Pentanone, 4-hydroxy-4-methyl-), senyawa beraroma caramellic dan maple caramel (2-Cyclopenten-1-one, 2-hydroxy-), serta senyawa beraroma manis, buahbuahan, dan rum (Propanoic acid, 2-oxo-, methyl ester). Didapatkan pula senyawasenyawa aroma yang paling berpengaruh pada isolat E yakni senyawa beraroma minty (2-Pentanone, 4-hydroxy-4-methyl-), senyawa beraroma buttery, creamy, dan fruity (2,3-Butanediol), dan senyawa beraroma waxy (n-Hexadecanoic acid). Terakhir, didapatkan bahwa isolat fungi yang dianggap paling berpotensi parfum dari sampel Lebak Siliwangi adalah Talaromyces mae/Talaromyces anneshopieae (isolat C) dan Cladosporium cladosporioides (isolat E).