digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak Fauzan Rafli [27021013]
PUBLIC Noor Pujiati.,S.Sos

Kekaryaan ini mengeksplorasi peran fotografi, khususnya teknik slow speed dan multi eksposur, dalam merepresentasikan dampak budaya percepatan terhadap perilaku manusia modern. Di era digital yang serba cepat, fotografi telah menjadi alat integral dalam kehidupan sehari-hari, mempengaruhi persepsi waktu, identitas, dan cara berkomunikasi. Studi ini bertujuan untuk menyelidiki bagaimana teknik fotografi dapat memanipulasi dimensi temporal dan mengungkap nuansa dari pengalaman hidup dalam masyarakat yang berorientasi pada kecepatan. Metodologi kekaryaan menggabungkan pendekatan praktis dan teoretis. Teknik fotografi analog, terutama slow speed dan multi eksposur, digunakan bersama dengan proses cetak tua (old print) untuk menciptakan representasi visual dari fenomena yang diteliti. Analisis hasil visual didasarkan pada teori dromologi Paul Virilio dan konsep budaya percepatan, mengeksplorasi bagaimana prcepatan mempengaruhi persepsi dan pengalaman manusia dalam konteks seni berbasis waktu. Studi ini juga menyelidiki nilai auratik pada fotografi dalam era reproduksi digital, mengacu pada pemikiran Walter Benjamin, serta menganalisis bagaimana teknik slow speed dan multi eksposur berkontribusi pada diskursus seni kontemporer. Dengan menggabungkan teknik fotografi tradisional dan teori kontemporer, kekaryaan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang interseksi antara teknologi, waktu, dan pengalaman estetis dalam konteks budaya percepatan. Hasil kekaryaan ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru tentang potensi fotografi sebagai medium untuk mengeksplorasi dan merepresentasikan aspek temporal dari pengalaman manusia, serta berkontribusi pada diskusi yang lebih luas tentang peran seni dalam menanggapi dan merefleksikan perubahan budaya di era digital. Selain itu, studi ini juga bertujuan untuk memperluas pemahaman tentang fotografi sebagai praktik seni kontemporer yang mampu merespons dan menawarkan perspektif kritis terhadap fenomena budaya percepatan. Lebih jauh lagi, kekaryaan ini berupaya memberikan pemahaman tentang bagaimana kita dapat mengambil sikap yang bijaksana dalam menghadapi arus percepatan, sehingga kita tetap dapat mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan dan menjaga keseimbangan antara efisiensi teknologi dan esensi pengalaman hidup yang mendalam.