digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dokumen Asli
PUBLIC Open In Flip Book Dessy Rondang Monaomi

HVDC semakin banyak diadopsi sebagai solusi untuk interkoneksi area karena kemampuannya menghubungkan sistem asinkron dan memberikan kontrol daya yang meniru generator konvensional. Dalam kasus Indonesia, sistem industri remote di Sumatera mengalami peningkatan beban dan mempunyai pilihan untuk mengambil daya dari sistem kelistrikan Sumatera. Namun karena perbedaan frekuensi, penggunaan HVDC menjadi krusial. Generation Expansion Planning (GEP) telah mengusulkan enam konverter untuk diinterkoneksikan ke sistem tersebut, tetapi belum dengan lokasinya. Studi ini akan mencoba untuk menentukan lokasi interkoneksi yang paling andal untuk konverter dalam sistem ini. Konverter yang dipilih adalah Modular Multilevel Converters (MMC) karena modularitasnya yang tinggi. Pemodelan keandalan konverter ini mempertimbangkan level tegangan, jumlah modul, dan strategi redundansi. Pemodelan ini kemudian diimplementasikan pada level sistem tenaga listrik untuk mendapatkan kombinasi penempatan dan interkoneksi terbaik pada pilihan gardu induk Tegangan Tinggi (HV) yang tersedia. Penelitian ini mengusulkan penentuan penempatan terbaik berdasarkan indeks reliabilitas dengan nilai minimum. Penempatannya yang optimal juga mencakup opsi konversi dari interkoneksi HV ke interkoneksi Tegangan Menengah (MV). Interkoneksi MV menawarkan fleksibilitas yang lebih tinggi namun cenderung lebih mahal. Sensitivitas biaya gangguan dari analisis keandalan, investasi, dan biaya pemeliharaan, akan menghasilkan kombinasi konverter HV dan MV yang terbaik. Analisis tekno-ekonomi menunjukkan bahwa setidaknya satu dari enam konverter tetap ekonomis jika dikonversikan dari HV ke MV.