Korosi adalah serangan destruktif pada logam yang dipicu oleh reaksi kimia atau elektrokimia dengan oksigen dan air, yang menghasilkan lubang-lubang kecil di permukaan (pitting). Stainless steel (SS) memiliki ketahanan tinggi terhadap korosi, terutama karena kandungan kromium (Cr), nikel (Ni), dan niobium (Nb), dengan penambahan molibdenum (Mo) pada SS modern untuk meningkatkan ketahanan. Ketika SS dipanaskan cukup lama pada suhu 5600C hingga 9800C, Cr membentuk fase intermetalik ? yang dapat menurunkan sifat mekanik dan ketahanan korosi SS. Fase ? menghasilkan korosi dengan tingkat yang bervariasi, ditunjukkan oleh perubahan warna dari coklat muda (CM) hingga biru tua (BT).Tesis ini menganalisis data korosi menggunakan analisis korespondensi (AK) untuk memberikan informasi hubungan antara dua variabel kategorikal dalam ruang berdimensi rendah dalam bentuk peta AK. Dalam analisis ini digunakan metode tradisional dan metode penyederhanaan. Data korosi pada studi kasus memiliki tiga kategori baris dan lima kategori kolom dalam tabel kontingensi ????×????. Kemudian dilakukan perubahan pada distribusi marginal baris berdasarkan asumsi (uji Goodness of fit). Pada tahap akhir dilakukan uji ????2 dari kedua kasus, yaitu distribusi marginal berdasarkan observasi dan asumsi. Sehingga diperoleh hasil analisis bahwa metode penyederhanaan akan lebih sederhana dan lebih akurat karena meminimalisir pembulatan. Kemudian untuk perubahan distribusi marginal berdasarkan asumsi penulis, digunakan data ukuran populasi. Pada analisis ini menghasilkan peta AK yang hampir serupa dengan hasil peta AK yang diperoleh berdasarkan data observasi. Sehingga uji goodness of fit dengan menerapkan uji ????2 pada prosesnya menghasilkan hasil yang baik. Artinya marginal baris yang diasumsikan penulis sesuai dengan distribusi berdasarkan data observasinya.