Untuk pondasi non-displacement atau yang biasa disebut pondasi tiang bor merupakan jenis pondasi yang didisain karena ketahanannya yang besar terhadap pembebanan seperti beban aksial, beban lateral, dan beban momen. Untuk kondisi tanah yang terletak pada tengah sungai dengan nilai kapasitas daya dukung yang relatif kecil maka penggunaan tiang bor merupakan alternatif pilihan pondasi yang tepat. Beberapa hal yang mempengaruhi disain kapasitas daya dukung pondasi tiang bor antara lain : parameter tanah, kedalaman tiang, diameter tiang, konfigurasi grup tiang, dan nilai efektifitas grup terhadap daya dukung grup. Dalam studi kasus Jembatan Mahkota II terdapat perbedaan hasil investigasi tanah untuk disain awal dengan kondisi di lapangan pada saat konstruksi dimulai sehingga diperlukan kajian ulang terhadap disain pondasi tiang bor. Hasil perhitungan teoritis daya dukung disain awal pondasi tiang bor pada lapisan tanah yang baru menunjukkan bahwa pondasi tiang bor tidak sanggup memikul beban untuk beban layan maupun beban gempa. Oleh karena itu diperlukan adanya disain alternatif yang sesuai dengan kondisi tanah yang sebenarnya. Perhitungan disain alternatif pondasi tiang bor dilakukan secara teoritis maupun dengan bantuan program komputer Group 5.0 dan Plaxis 3D Tunnel. Penggunaan program komputer tersebut diatas sebagai alat bantu analisis untuk membandingkan perhitungan teoritis yang menggunakan persamaan daya dukung yang diberikan oleh beberapa ahli Geoteknik. Hasil perhitungan menggunakan program komputer juga dapat menunjukkan nilai gaya-gaya dalam yang bekerja pada masing-masing tiang. Data yang dibutuhkan dari hasil investigasi tanah dalam perencanaan pondasi tiang bor ini berupa data Standard Penetration Test dan data pembebanan struktur. Berdasarkan data tanah, dimensi tiang, dan konfigurasi grup tiang maka dapat disimpulkan disain alternatif pondasi tiang bor mampu bekerja pada kondisi beban layan maupun pada kondisi beban gempa.