digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Apriyani Wulansari
PUBLIC Ridha Pratama Rusli

Gliserol monostearat (GMS) adalah monogliserida amfoter non-ionik yang digunakan secara luas di sektor makanan, farmasi, dan kosmetik, terutama berfungsi sebagai pengemulsi. Produksi Gliserol monostearat dapat dicapai melalui metode esterifikasi dan transesterifikasi. Kedua jalur ini dapat dilakukan dengan menggunakan katalis kimia, biokatalis, atau bahkan tanpa katalis sama sekali. Metode konvensional, yang ditandai dengan suhu tinggi, sering kali menghasilkan warna gelap dan pembentukan produk sampingan yang tidak diinginkan seperti digliserida dan trigliserida. Pendekatan alternatif melibatkan rute biokatalitik dengan menggunakan enzim lipase yang berasal dari sayuran yang bersumber dari getah kamboja pada suhu sedang. Lipase dipilih karena selektivitasnya yang baik dalam mensintesis asam lemak individu, sementara tert-butil alkohol digunakan sebagai media reaksi untuk secara eksklusif menghasilkan produk monogliserida tanpa pembentukan digliserida. Proses esterifikasi dilakukan pada tekanan atmosfer, dengan menggunakan rasio molar asam stearat terhadap gliserol mulai dari 1:1 hingga 1:10. Kisaran suhu yang digunakan selama reaksi adalah 30?80°C, waktu reaksi 1?7 jam, menggunakan lipase yang bersumber dari getah kamboja dengan jumlah mulai dari 2?20% berat terhadap asam stearat, kecepatan pengadukan mulai 150?900 rpm dan pelarut tert-butanol. Setelah reaksi esterifikasi, bilangan asam menunjukkan penurunan dari 198,387 mg KOH/gr sampel menjadi 50,22 mg KOH/gr sampel, yang mengindikasikan keberhasilan konversi asam stearat dan gliserol menjadi gliserol monostearat