digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Mevlana Jalaluddin Rumi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Motor induksi tiga fasa populer di industri karena murah dan andal. Namun, jenis motor ini beroperasi berdasarkan prinsip induksi, sehingga kecepatannya tidak akurat. Agar diperoleh sistem penggerak yang murah, andal, dan akurat, beberapa penelitian tentang sistem kendali kecepatan putar motor induksi telah dilakukan, termasuk di Laboratorium Dinamika ITB. Penelitian tersebut masih bersifat eksperimental, sehingga proses optimasi memerlukan waktu yang panjang. Agar lebih singkat, optimasi dapat dilakukan secara komputasi berdasarkan hasil identifikasi parameter. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilakukan identifikasi parameter sistem kendali kecepatan putar berpenggerak motor induksi tiga fasa. Dalam penelitian ini, dilakukan identifikasi pada parameter elektrik yang terdiri dari induktansi kebocoran stator maupun rotor, induktansi magnetisasi, resistansi stator maupun rotor, dan resistansi kerugian inti. Parameter elektrik diidentifikasi melalui beberapa pengujian yang sesuai Standar IEEE nomor 112 dan 118, yakni pengujian tegangan DC, pengujian motor tanpa beban, dan pengujian rotor terkunci. Identifikasi pada parameter mekanik seperti koefisien gesekan dan momen inersia rotor juga dilakukan. Parameter mekanik diidentifikasi melalui pengujian koefisien gesekan dan pengujian perlambatan motor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai parameter sistem diperoleh secara akurat ketika dipilih perintah frekuensi sebesar 5 Hz untuk pengujian rotor terkunci. Parameter tersebut diinputkan ke model motor pada perangkat lunak Simulink, sehingga diperoleh profil kecepatan hasil simulasi. Hasil ini divalidasi dengan profil kecepatan hasil eksperimen dari penelitian sebelumnya. Dari validasi ini, diketahui bahwa untuk input fungsi step 2000 RPM, kesalahan tunak dan kesalahan transien terbesar berturut-turut adalah 1,73 % dan 1,17 %. Untuk input fungsi ramp dengan percepatan 58,94 RPM/s, teramati kesalahan rata-rata pada kondisi tunak dan kesalahan maksimum untuk kondisi transien berturut-turut sebesar 2,44 % dan 11,07 %.