2008 TA PP YUDHO SATRIO WIRAWAN 1-COVER
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP YUDHO SATRIO WIRAWAN 1-ABSTRAK
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP YUDHO SATRIO WIRAWAN 1-BAB 1
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP YUDHO SATRIO WIRAWAN 1-BAB 2
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP YUDHO SATRIO WIRAWAN 1-BAB 3
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP YUDHO SATRIO WIRAWAN 1-BAB 4
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP YUDHO SATRIO WIRAWAN 1-BAB 5
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP YUDHO SATRIO WIRAWAN 1-PUSTAKA
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Berdasarkan teori big bang tentang alam semesta, objek yang dikenal sebagai
“quasar” umumnya mempunyai redshift yang sangat besar. Jarak obyek tersebut
terhadap pengamat dapat ditentukan oleh hukum Hubble, dimana semakin besar
nilai redshiftnya, semakin jauh jaraknya. Ketika berkas cahayanya telah mencapai
bumi, tingkat energinya akan lebih rendah dibandingkan saat dipancarkan oleh
sumber tersebut, sehingga perlu dilakukan koreksi panjang gelombang untuk
mengembalikan data magnitudo suatu panjang gelombang ke panjang gelombang
aslinya ketika cahaya itu keluar dari quasar menuju pengamat. Demikian pula
dengan data fotometri SDSS yang merupakan hasil pengamatan dalam lima buah
pita u, g, r, i, z. Ketika memakai data tersebut dalam pemodelan variabilitas
quasar, peneliti tidak dapat begitu saja memakai data magnitudo quasar pada suatu
pita lalu menganalisisnya bersama – sama dengan data quasar lain pada filter yang
sama, karena apabila redshiftnya berbeda, berarti cahaya yang diterima berasal
dari panjang gelombang yang berbeda.
Hasil koreksi yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa sebagian besar quasar
yang memiliki nilai redshift yang cukup besar, mengalami pergeseran panjang
gelombang yang sangat jauh dalam selang FWHM (Full Width Half Maksimum)
masing-masing filter, sehingga didapat 0
? yang jauh lebih kecil dari eff ? filter
yang dipakai dalam pengamatan. Untuk sementara data semacam itu, tidak
digunakan. Demikian juga untuk 0
? yang jatuh di antara dua pita sehingga tidak
masuk dalam FWHM (Full Width Half Maksimum) salah satu pita, data inipun
tidak digunakan.