Volume limbah padat perkotaan yang terus bertambah telah menjadi permasalahan global dan diprediksi akan terus meningkat. Hal ini akan menimbulkan permasalahan lain seperti pencemaran lingkungan yang dirasakan oleh masyarakat, terkhusus pada masyarakat perkotaan seperti Kota Bandung. Permasalahan lain yang muncul adalah laju pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang pesat membuat kebutuhan rumah meningkat yang mengakibatkan produksi bata meningkat pula. Proses eksploitasi bahan baku bata menjadi tidak terkendali yang akan mengganggu keseimbangan ekosistem. Dari dua permasalahan tersebut, muncul berbagai upaya pengembangan material konstruksi berkelanjutan contohnya dengan penggunaan bottom ash dari limbah padat perkotaan (municipal solid waste incineration bottom ash; MSWI BA). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik fisik, mekanis, dan kimiawi material bata menggunakan MSWI BA sebagai substitusi pasir, kemudian melakukan komparasi terhadap bata merah dan bata ringan, serta menilai aspek lingkungannya dengan menghitung jumlah limbah yang dapat dimanfaatkan.
Metode pengumpulan data meliputi pengujian laboratorium terhadap sampel bata kemudian dilakukan analisis penilaian terhadap standar, analisis regresi untuk melihat pola hubungan antar variabel, analisis komparatif dengan bata jenis lain untuk mengukur potensi bata MSWI BA, dan analisis numerik untuk menghitung jumlah pemanfaatan limbah. Karakteristik bata MSWI BA yang didapatkan dari pengujian menunjukkan hasil sesuai standar dengan penggunaan sebagai dinding nonstruktural. Bata MSWI BA ini pun juga dinilai mampu bersaing di pasar dengan bata merah dan bata ringan. Penggunaan bata dengan substitusi 40% MSWI BA sebagai dinding 1 m2 dapat mereduksi limbah sebanyak 405 kg. Perencanaan kluster perumahan seluas 10.000 m2 mampu mengakomodasi produksi limbah harian Kota bandung selama sekitar 3,5 hari. Penelitian ini memberikan wawasan yang penting mengenai potensi aplikasi dan keberlanjutan material bata MSWI BA dalam industri konstruksi, serta memberikan dasar untuk pengembangan teknologi baru dalam industri bahan bangunan yang ramah lingkungan.