BAB 1 Muhammad Faqiih
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhammad Faqiih
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhammad Faqiih
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Faqiih
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhammad Faqiih
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Muhammad Faqiih
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Faqiih
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PT Vale Indonesia Tbk mempunyai peran penting penting dalam pasar pertambangan nikel
dunia. Meskipun PT Vale Indonesia Tbk, terutama di Blok Sorowako, Sulawesi Selatan,
telah memainkan peran signifikan, perusahaan ini menghadapi tantangan serius dalam
memenuhi target produksi nikel matte. Dengan produksi tahun 2022 yang berada di bawah
target dan lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya, PT Vale Indonesia Tbk perlu
melakukan evaluasi mendalam untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasionalnya
terutama pada tahun 2024. Untuk mengatasi tantangan ini, PT Vale Indonesia Tbk
mempertimbangkan beberapa skenario untuk merealisasikan target produksi nikel di tahun
2024. Di antara skenario-skenario yang telah dipersiapkan, PT Vale Indonesia Tbk harus
memprioritaskan satu skenario yang akan dijalankan pada tahun 2024. Dengan demikian,
evaluasi ekonomi perlu dilakukan sehingga didapatkan sebuah alternatif yang tidak hanya
mampu merealisasikan target produksi tetapi juga menguntungkan secara finansial bagi
perusahaan. Dalam studi ini, dilakukan evaluasi ekonomi menggunakan metode Discounted
Cash Flow (DCF) sebagai metode awal untuk mengestimasi Net Present Value (NPV) dan
Internal Rate of Return (IRR). Pada metode DCF ditentukan parameter ketidakpastian yaitu
harga jual nikel berlandaskan analisis sensitivitas. Parameter harga jual nikel kemudian diuji
melalui Simulasi Monte Carlo untuk mendapatkan distribusi kemungkinan NPV yang dapat
terjadi. Hasil metode DCF menunjukkan NPV untuk skenario A dan B sebesar
Rp308.674.177.834 dan Rp498.723.686.031 serta IRR masing-masing sebesar 44% dan
62% dengan laju diskon sebesar 19,82%. Simulasi Monte Carlo dengan 10.000 iterasi
terhadap parameter harga jual nikel, menghasilkan nilai NPV yang diharapkan berada di
atas nol dengan probabilitas keberhasilan proyek lebih dari 50% untuk kedua skenario
tersebut. Berdasarkan hasil analisis ekonomi ini, skenario B lebih layak diprioritaskan untuk
dijalankan pada tahun 2024.