digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Muhammad Faqiih
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Faqiih
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Faqiih
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Faqiih
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Faqiih
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Muhammad Faqiih
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Faqiih
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PT Vale Indonesia Tbk mempunyai peran penting penting dalam pasar pertambangan nikel dunia. Meskipun PT Vale Indonesia Tbk, terutama di Blok Sorowako, Sulawesi Selatan, telah memainkan peran signifikan, perusahaan ini menghadapi tantangan serius dalam memenuhi target produksi nikel matte. Dengan produksi tahun 2022 yang berada di bawah target dan lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya, PT Vale Indonesia Tbk perlu melakukan evaluasi mendalam untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasionalnya terutama pada tahun 2024. Untuk mengatasi tantangan ini, PT Vale Indonesia Tbk mempertimbangkan beberapa skenario untuk merealisasikan target produksi nikel di tahun 2024. Di antara skenario-skenario yang telah dipersiapkan, PT Vale Indonesia Tbk harus memprioritaskan satu skenario yang akan dijalankan pada tahun 2024. Dengan demikian, evaluasi ekonomi perlu dilakukan sehingga didapatkan sebuah alternatif yang tidak hanya mampu merealisasikan target produksi tetapi juga menguntungkan secara finansial bagi perusahaan. Dalam studi ini, dilakukan evaluasi ekonomi menggunakan metode Discounted Cash Flow (DCF) sebagai metode awal untuk mengestimasi Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR). Pada metode DCF ditentukan parameter ketidakpastian yaitu harga jual nikel berlandaskan analisis sensitivitas. Parameter harga jual nikel kemudian diuji melalui Simulasi Monte Carlo untuk mendapatkan distribusi kemungkinan NPV yang dapat terjadi. Hasil metode DCF menunjukkan NPV untuk skenario A dan B sebesar Rp308.674.177.834 dan Rp498.723.686.031 serta IRR masing-masing sebesar 44% dan 62% dengan laju diskon sebesar 19,82%. Simulasi Monte Carlo dengan 10.000 iterasi terhadap parameter harga jual nikel, menghasilkan nilai NPV yang diharapkan berada di atas nol dengan probabilitas keberhasilan proyek lebih dari 50% untuk kedua skenario tersebut. Berdasarkan hasil analisis ekonomi ini, skenario B lebih layak diprioritaskan untuk dijalankan pada tahun 2024.