digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ardwika Desra Ardi
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Ardwika Desra Ardi
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Ardwika Desra Ardi
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Ardwika Desra Ardi
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Ardwika Desra Ardi
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Ardwika Desra Ardi
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Ardwika Desra Ardi
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Ardwika Desra Ardi
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Ardwika Desra Ardi
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Manusia dan kebutuhan akan ruang hunian memiliki hubungan yang tak terhindarkan. Ketersediaan ruang yang terbatas tersebut memengaruhi munculnya permukiman kumuh sebagai fenomena global. Dalam konteks ini, Indonesia, khususnya Kota Bandung, dengan kepadatan penduduk tertinggi di Jawa Barat, menghadapi tantangan serius terkait permukiman kumuh. Penelitian ini bertujuan menganalisis dan merancang penataan kawasan permukiman kumuh di salah satu wilayah di Kota Bandung, yaitu RW 5 dan RW 11 Kelurahan Cibangkong dengan menggunakan metode konsolidasi lahan vertikal. Metode pengumpulan data yang dilakukan menggunakan data primer terkait observasi dan wawancara serta pengumpulan data sekunder Kemudian metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif kualitatif terhadap identifikasi permukiman kumuh pada kawasan, kondisi fisik dan desain respons kawasan, analisis perhitungan konsolidasi lahan vertikal, dan analisis perancangan terkait ilustrasi rancangan rumah susun hasil konsolidasi lahan vertikal. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa lokasi peenlitian yakni RW 5 dan RW 11 Kelurahan Cibangkong memiliki lingkungan hunian yang kurang memadai sehingga perlu adanya penataan kawasan dengan menggunakan metode konsolidasi lahan vetikal. Kemudian berdasarkan hasil perhitungan konsolidasi lahan vertikal, terdapat kompensasi 531 unit apartemen milik pada lahan area B dan 1.083 unit apartemen sewa pada lahan area A, serta seluas 3,57 ha lahan equity untuk investasi pada lahan area C. Selanjutnya pada skema pembiayaan untuk pembangunan apartemen milik area B diketahui biaya yang dibutuhkan untuk mengkonversi tanah menjadi satu unit milik adalah seharga Rp. 626.200.525,83.